Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Masa Wali Kelas Tak Tahu Siswanya yang Pakai Nike atau Reebok?

Kompas.com - 20/08/2014, 15:26 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta wali kelas untuk tegas mengontrol distribusi penyebaran Kartu Jakarta Pintar (KJP). Basuki mengatakan, calon penerima beasiswa KJP merupakan para peserta didik yang direkomendasikan sekolah. 
 
"Masa wali kelas enggak tahu mana siswanya yang pakai BlackBerry (BB), sepatu Nike, atau Reebok?" kata pria yang akrab disapa Ahok itu di Dunia Fantasi, Jakarta Utara, Rabu (20/8/2014).
 
Selain itu, ia juga meminta guru maupun wali kelas untuk tidak "bermain" dengan anggaran KJP. Jika mengetahui ada oknum yang bermain, ia tidak segan mencopot guru itu dari jabatannya. Bahkan, ia akan menindaknya ke ranah hukum sebagai tindak kriminal.

Pada 2015 mendatang, Basuki berencana meningkatkan nilai dana bantuan KJP sesuai biaya keperluan sekolah dan diberikan kepada peserta didik kurang mampu dalam bentuk beasiswa.

Basuki berpendapat, dana KJP yang dialokasikan kepada peserta didik tidak mencukupi kebutuhan yang ada. Selama ini, dana KJP yang hanya sebesar Rp 280.000 hingga Rp 300.000 hanya dapat membantu separuh biaya sekolah. Sementara itu, kebutuhan peserta didik mencapai Rp 800.000 tiap bulannya. "Nanti kita tanggung kebutuhannya, sampai dia selesai sekolah," kata Ahok.
 
Kendati demikian, Ahok menegaskan, beasiswa KJP akan dibatasi penggunaannya. Peserta didik hanya dapat menarik tunai uang transportasi. Selebihnya, iuran sekolah per bulan akan langsung didebet dan masuk ke rekening sekolah.

Sementara itu, perlengkapan sekolah hanya bisa dibeli di beberapa toko yang ditunjuk Pemprov DKI. Pembelian itu pun dilakukan dengan sistem debet. Aturan itu dibuat untuk menghindari adanya kuitansi palsu yang bisa membuat anak-anak memanipulasi uang bantuan pendidikan mereka.

"Kalau peralatan sekolahnya dirawat, misalnya baju sekolah, siswa tidak perlu beli tiap tahun ajaran baru. Jadi, uang KJP-nya akan mengendap di rekening Bank DKI dan bisa menjadi tabungan, dan jadi hak mereka," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com