Komitmen itu disampaikan Basuki menanggapi kekecewaan beberapa pihak atas keputusannya melanjutkan megaproyek enam ruas tol dalam kota. Kebijakan itu sebelumnya ditolak oleh Basuki saat ia masih berkampanye menjadi calon Wagub DKI Jakarta.
"Tolak saja, jangan pilih saya lagi di (Pilkada) 2017," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (20/8/2014).
Bahkan, Basuki mengaku tetap tidak mengubah keputusannya melanjutkan proyek era Gubernur Sutiyoso itu. Meskipun banyak petisi yang muncul, Basuki berseloroh bahwa keputusan tetap pada kuasanya.
Pria lulusan Trisakti itu menganalogikan pembangunan enam ruas tol dalam kota dengan sebuah rumah. Dia mengibaratkan sebuah tanah seluas 100 meter persegi dengan hanya satu lantai dan penuh sesak oleh anggota keluarga. Sementara sang kepala keluarga itu memiliki uang cukup untuk membangun hingga tiga lantai.
"Kalau jadi orang itu, kamu membangun rumah kamu jadi tiga lantai enggak? Tujuannya apa? Ya supaya kurang sesak kan. Sekarang mobil sudah begitu banyak, Anda mau bangun jalan enggak dua tingkat di atasnya? Ya supaya mobil-mobil itu bisa dibagi ke (jalan) atas," kata pria yang biasa dipanggil Ahok itu.
Dia menganggap para akademisi maupun pengamat transportasi dan perkotaan hanya mengkhawatirkan penambahan jalan itu menyebabkan bertambahnya kendaraan pribadi. Pendapat-pendapat itu, kata Basuki, adalah sebuah pendapat yang konyol.
Basuki menilai, penambahan jalan akan membuat jalan lainnya lebih lega. "Alasan mereka menolak bangun jalan tol cuma karena tambah mobil. Aduh, saya urut dada dengar alasan seperti itu. Pertanyaan saya, jalan tidak ditambah, mobil tambah juga enggak? Tambah. Terserah mereka mau bikin petisi apa pun, Anda tidak punya hak (stop kebijakan enam ruas tol)," kata Basuki lagi.
Proyek kepemilikan PT Jakarta Tollroad Development itu awalnya ditargetkan rampung pada tahun 2022, tetapi Basuki meminta percepatan pembangunan hingga 2018. Pembangunan infrastruktur ini demi menyukseskan penyelenggaraan Asian Games 2019.
Meski nantinya Basuki tidak lagi menjabat Gubernur, ia berharap masih dapat menikmati proyek itu sebagai warga Jakarta.
Megaproyek senilai Rp 42 triliun ini dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor Sunter-Pulogebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.
Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.
Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun. Total panjang ruas enam tol dalam kota itu 69,77 kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.