Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik soal 6 Ruas Tol, Ini Kata Ahok?

Kompas.com - 20/08/2014, 20:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengungkapkan alasannya mendukung pembangunan enam ruas tol dalam kota. Ia mengatakan, kKebijakannya ini berbeda dengan janjinya pada kampanye di Pilkada DKI 2014 lalu.

"Dulu, saya hanya setuju pembangunan dua ruas tol, karena outer ring road-nya belum sambung, MRT belum ketok palu, belum ada PT Transjakarta, tidak punya bus tingkat," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (20/8/2014).

Menurut Basuki, keadaan Jakarta berbeda saat ia masih menjadi cawagub Jakarta. Ia merasa, Pemprov DKI telah berupaya untuk menjalankan berbagai program untuk mengurangi tingkat kemacetan. Penambahan transportasi massal yang memadai, kata dia, juga harus diiringi oleh penambahan rasio jalan.

Rasio jalan Jakarta baru mencapai enam persen. Padahal, idealnya, rasio jalan di kota besar mencapai 12 persen dari luas wilayahnya. Kebijakan Basuki ini berkaca pada kebijakan antisipasi kemacetan di Bangkok, Thailand. Selain membangun Light Train, pemerintah Bangkok juga membangun banyak jalan layang.

"Sudahlah, ngomong jujur saja ya kalau tukang pengamat. Kalo gue batalin tol (dan jadi) macet, kalian kritik enggak? Kritik juga," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

Beberapa pihak menyayangkan kebijakan itu karena dinilai sebagai "pintu masuk" kendaraan pribadi ke Jakarta. Menanggapi hal itu, Basuki mengungkapkan sebagai pemerintah, ia bertugas untuk menjamin keadilan sosial.

Oleh karena itu, ia meminta pihak investor, PT Jakarta Tollroad Development untuk menyediakan ruas jalur transjakarta. Agar nantinya, Pemprov DKI memiliki 9 ruas transjakarta layang.

"Kamu (pengamat) katakan, DKI hanya mementingkan orang kaya, bukan orang miskin. Siapa bilang, bos? Gue sudah mau beli 100 bus tingkat dan gratis, kenapa lo (pengamat) tidak pernah menyinggung rencana gue itu?" tegas pria 48 tahun itu.

Megaproyek senilai Rp 42 triliun itu awalnya ditargetkan rampung pada tahun 2022, namun Basuki meminta percepatan pembangunan hingga 2018. Pembangunan infrastruktur ini demi mensukseskan penyelenggaraan Asian Games 2019.

Megaproyek yang digagas sejak era Gubernur Sutiyoso ini dibagi dalam empat tahap. Tahap pertama, ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer dengan nilai investasi Rp 9,76 triliun dan koridor Sunter-Pulogebang sepanjang 9,44 kilometer senilai Rp 7,37 triliun.

Tahap kedua, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 kilometer dengan nilai investasi Rp 5,96 triliun dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,60 kilometer senilai Rp 6,95 triliun.

Tahap ketiga, koridor Ulujami-Tanah Abang dengan panjang 8,70 kilometer dan nilai investasi Rp 4,25 triliun. Terakhir, Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,15 kilometer dengan investasi Rp 5,71 triliun. Total panjang ruas 6 tol dalam kota 69,77 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com