Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para PSK Setelah Kompleks Lokalisasi Prostitusi Bongkaran Dibongkar

Kompas.com - 21/08/2014, 03:26 WIB
Akhmad Dani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan diterangi sinar bulan, puluhan penjaja makanan tampak di sepanjang Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sementara itu, aroma parfum semerbak "menyeruak" dari tubuh puluhan perempuan dengan dandanan menor.

Mereka berdiri di sepanjang jalan penghubung jalan pusat Ibu Kota hingga ke Pasar Tanah Abang itu. Jalan Jatibaru yang tersambung dengan Jembatan Kembar tampak ramai, Sabtu (16/8/2014). Jarum jam menunjukkan pukul delapan malam.

Wanita-wanita berpakaian minim yang merupakan pekerja seks komersial (PSK) sedari tadi berdiri di situ. Ada pula yang duduk sambil mengepulkan rokok di tangan. Mereka bercengkerama dan sesekali tertawa cekikikan.

Lelaki yang hendak menggunakan jasa mereka biasanya akan singgah untuk negosiasi harga. Jika harga cocok, mereka akan pergi ke tempat untuk "ngamar". Namun, kalau kantong sedang tipis, mereka bisa "bermain" singkat di atas bus atau di kolong truk.

"Biasanya nanya-nanya dulu, kalau ceweknya jualan (bir atau rokok-red), nanya jualannya. Terus, harga kalau mau 'pakai' (harga kencan). Jualan itu cuma penarik doang. Istilahnya 'kembangan'," tutur seorang lelaki sebut saja Warno (42) itu saat ditemui Kompas.com baru-baru ini.

Hari-hari ini, jumlah PSK yang menjajakan diri di jalan Jatibaru Tanah Abang semakin bertambah. Setelah bantaran rel KA di Tanah Abang bersih dari warung remang-remang, mereka praktis hanya bisa menarik pelanggan di jalan raya.

Mereka yang dulunya tinggal di sepanjang rel kereta api pun kini mencari lokasi baru di sekitar Bongkaran dan Tanah Abang. "Sekarang banyak yang pulang kampung karena dibongkar. Ada juga yang menyewa kos-kosan di sekitar Jatibaru," kata seorang PSK, Inem.

Bongkaran dan prostitusi kelas bawah

Bongkaran adalah sebutan untuk permukiman di sekitar Pasar Tanah Abang, pasar grosir terbesar di Asia Tenggara. Sudah berpuluh tahun lamanya, Bongkaran menjadi lokasi favorit pekerja kelas bawah untuk mereguk "kenikmatan dunia".

Berada di lima titik, kawasan remang-remang Bongkaran sebelumnya berada di sepanjang rel kereta api Stasiun Tanah Abang, di bawah Jembatan Kembar, sepanjang Jalan Jatibaru, di deretan terminal dan Pasar Tasik Jatibaru, serta sepanjang Jalan Jati Bunder.

Namun, kini titik warung remang itu berkurang satu setelah manajemen PT KAI melakukan sterilisasi di kawasan sepanjang rel kereta di Tanah Abang.

Sejatinya, Bongkaran hanyalah lokasi prostitusi warga Ibu Kota kelas bawah. Para pelanggannya rata-rata adalah sopir truk barang, kernet, tukang ojek, ataupun penarik bajaj. Sesuai dengan pangsa pasarnya, harga sewa jasa PSK terbilang murah, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per kencan. Jika lihai menawar, pelanggan bisa mendapatkan harga Rp 20.000 sekali kencan.

Namun, para PSK juga memberikan paket dengan tarif Rp 300.000 dan pelanggan mendapatkan waktu layanan lebih lama. "Bisa 'main' sampai 10 kali loh!" ungkap Inem, PSK yang mengaku berasal dari Semarang, Jawa Tengah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Begal Remaja di Bekasi Residivis, Terlibat Kasus Serupa Saat di Bawah Umur

Megapolitan
Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Mayat Laki-laki dalam Kondisi Membengkak Ditemukan di Kamar Kontrakan Depok

Megapolitan
4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

4 Anggota Polda Metro Jaya Terlibat Pesta Narkoba, Kompolnas: Atasan Para Pelaku Harus Diperiksa

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Polisi Tangkap 3 Pelaku Sindikat Pencurian Motor di Tambora

Megapolitan
Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Dukcapil DKI Catat 1.038 Pendatang Baru ke Jakarta Usai Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com