Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Satu Tahun Masuk Daftar Korban Kericuhan Massa Prabowo

Kompas.com - 21/08/2014, 17:36 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satu korban kerusuhan akibat bentrokan yang terjadi di sekitar Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2014), seorang bayi berusia satu tahun.

Balita bernama M Ismail ini masuk dalam daftar nama korban kericuhan dalam aksi massa pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang diumumkan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Namun, informasi mengenai nasib balita malang ini masih simpang siur.

Seorang petugas dengan tanda pengenal RSCM mengatakan, balita tersebut dibawa bersama sang ibu, Oktanuari.

"Informasinya sudah pulang. Tadi memang dibawa ke sini, tapi sudah pulang. Datang bersama ibunya," ujar petugas wanita tersebut.

Petugas ini enggan menjelaskan kondisi balita itu. Menurut dia, yang berwenang menyampaikan kondisi pasien adalah dokter.

Informasi berbeda diungkapkan petugas keamanan RSCM. Petugas itu mengatakan bahwa ibu bayi itulah yang mengalami perawatan akibat tembakan gas air mata.

"Anaknya enggak kenapa-napa. Soalnya dia dipeluk sama ibunya. Ibunya yang kena gas air mata," ujar petugas berinisial Fa tersebut. Belum ada pejabat berwenang rumah sakit yang memberikan komentarnya.

Berikut nama-nama korban luka:

1 Subhanh (L), 39 tahun.

2. Dedi Iskandar (L), 40 tahun, kena gas air mata.

3. Noveria (P), 48 tahun, sudah pulang.

4. Oktanuari (P), 25 tahun, sudah pulang.

5. Guntur S (L), 34 tahun.

6. Dimas M (L), 20 tahun, sudah pulang.

7. Maruli H (L), 46 tahun, sudah pulang.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com