Dari awal, Ahok mengatakan pesimistis terhadap kemampuan PT Jakarta Monorail (PT JM) dalam membiayai dan membangun monorel. Bahkan, berulang kali Ahok menyatakan bakal memutuskan kerja sama jika PT JM tidak bisa memenuhi syarat yang diajukan DKI.
"Tergantung (PT JM) memberikan gambar dan desainnya, kalau masuk akal, ya coba saja," kata Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat (22/8/2014).
Ahok mengatakan, Jokowi berpesan kepadanya untuk mengizinkan semua investor yang bersedia membangun transportasi massal di Jakarta. Namun, izin itu diberikan dengan catatan bahwa desain dan kajian bisnis investor harus masuk akal.
Salah satu hal yang masih mengganjal hati Ahok adalah PT JM belum mampu memastikan kemampuan finansial sebesar 30 persen dari nilai investasi proyek monorel Rp 15 triliun.
Di sisi lain, pria yang akrab disapa Ahok itu tidak mau PT JM membangun proyek monorel dengan modal hak properti yang didapat dari Pemprov DKI. PT JM meminta hak properti sebanyak 200.000 meter persegi untuk pengembangan usaha.
Apabila PT JM menyewakan properti 200.000 meter persegi dengan harga Rp 25 juta per tahun, maka PT JM akan mendapat Rp 50 triliun dalam jangka waktu 10 tahun.
Dalam waktu dua tahun saja, PT JM meraih pendapatan dari properti sebesar Rp 10 triliun, sementara nilai investasi pembangunan PT JM hanya Rp 15 triliun.
"Enak aja, mending gue bangun monorel sendiri. Kita juga punya banyak BUMD yang bisa bangun monorel sendiri," ujar Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.