Berdasarkan pantauan Kompas.com, Jumat (22/8/2014) petang, para PKL yang berjualan barang-barang bekas ini kembali menjajakan barang dagangan mereka di atas bekas lapak mereka yang digusur.
Meski menggelar lapak alakadarnya, dagangan mereka tetap diserbu pengunjung. Para pembeli terlihat tetap ramai meski pasar barang bekas seperti handphone, perkakas elektronik, batu akik, hingga pedagang barang antik itu sudah tak lagi memiliki tempat memadai.
Bahkan, tepian sungai bekas tenda PKL yang digusur kini menjadi pelataran parkir kendaraan motor para pembeli. Sejumlah pedagang ini juga terlihat bergeser di Jalan Jatinegara Timur, dekat dengan permukiman warga.
Mereka menggelar lapak dagangan, di tepi-tepi pinggiran jalan. Ketua RW 02 Kelurahan Rawabunga, Andrianto (43), mengatakan bahwa warga di wilayahnya telah mengeluhkan keberadaan PKL itu karena kerap mengganggu akses keluar masuk di tempat tinggal warga.
Dia mengaku pernah menegur para pedagang. Namun, pedagang setempat balik protes dengan tegurannya.
"Padahal kan mereka sudah tahu ini permukiman penduduk. Kadang-kadang jualnya di depan rumah warga. Jadi wajar kalau warga marah," ujar Andrianto, saat ditemui di rumahnya, Jumat petang.
Andrianto berharap keberadaan PKL di sana bisa ditertibkan kembali. Menurut dia, kehadiran PKL menyebabkan permukiman jadi kumuh.
Saluran air setempat juga menjadi penuh sampah. Ia mengatakan, sebelum kehadiran PKL di sana, lingkungan tersebut masih bersih. "Kami maunya kembali seperti dulu, tidak ada PKL dan bersih," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.