Sejak ditangkap Jumat (22/8/2014) dini hari hingga pukul 19.10 WIB, Firman menjalani pemeriksaan aparat Polresta Depok dengan didampingi ayahnya. Meski dipulangkan, kepolisian tetap memantau gerak-gerik Firman. [Baca: Kibarkan Bendera, Firman Hanya Simpatisan ISIS].
"Dia sudah dipulangkan kembali ke rumahnya, ke keluarganya. Tapi dia tetap terus dipantau dan diberi pemahaman," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Minggu (24/8/2014).
Rikwanto menjelaskan bahwa Firman tak memiliki hubungan dengan jaringan teroris manapun. "Hanya masalah ketidakpahaman saja. Nanti akan dibina dan diberikan pemahaman yang benar mengenai ISIS," ucap Rikwanto.
Firman diamankan polisi dari rumahnya di Jalan STM Mandiri, RT 4/9, Kemiri Muka, Beji, Depok. Firman ditangkap berdasarkan adanya laporan masyarakat yang mencurigai Firman terlibat kelompok radikal ISIS.
Selama pemeriksaan, Firman mengaku pernah ke Ambon tahun 2001 saat ada kerusuhan di sana. Lantaran tidak betah di Ambon, Firman pergi ke Aceh. Di sana ia ikut dengan orangtuanya, sebagai perantau dan bekerja honorer.
Polisi menyita satu bendera ISIS, tiga bendera kaligrafi tauhid, laptop Lenovo berikut mousenya, satu rompi air soft gun, serta sejumlah stiker Daulatul Islam Baaqiyah dan KTP milik Firman. (Theresia Felisiani)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.