Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak saat blusukan ke lokasi proyek bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Selasa (26/8/2014) siang.
"Pembangunan fisik saat ini sudah 30 persen. Target kita awal 2015 sudah bisa berfungsi," ujar dia.
Sodetan sepanjang 1,2 kilometer itu dibangun di bawah tanah. Terdapat dua pipa, masing-masing berkapasitas 60 meter kubik per detik, dari Ciliwung, tepatnya di Kampung Pulo, Jatinegara yang melintasi bawah permukiman dan jalan hingga ke ujung sodetan di Cipinang Besar Selatan, Jatinegara.
Hermanto melanjutkan, pihaknya tidak perlu membangun pompa air untuk menarik debit air dari Ciliwung ke KBT. Sodetan dengan total nilai Rp 500 miliar tersebut bakalan dibuat tinggi di mulutnya, yakni di Ciliwung dan dibuat rendah di ujungnya, yakni di KBT.
"Cara kerja sodetan ini hanya mengandalkan gaya gravitasi saja. Yang jelas, kedalamannya lebih dari tujuh meter di bawah tanah," lanjut Hermanto.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memastikan pihaknya mendukung penuh proyek tersebut, yakni dengan pembebasan sebidang lahan di tiga titik. Pertama di mulut sodetan di Ciliwung. Kedua di daerah Jalan Ottista III. Ketiga, ada di Cipinang Besar Selatan.
"Yang di Cipinang Besar Selatan sudah bebas. Tinggal yang di Ottista III dan Ciliwung," ujar Jokowi. Menurut Jokowi, pembangunan sodetan itu akan mengurangi sekitar 12 persen debit air pada musim penghujan.
Diketahui, debit air di Sungai Ciliwung saat musim penghujan yakni di atas 400 meter kubik per detik. Sementara, dalam kondisi normal mencapai 100 meter kubik per detik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.