Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Nur Mahmudi, yang Ini Dianjurkan Tak Dijual, yang Itu Kenapa Terus Dikasih Izin?"

Kompas.com - 27/08/2014, 07:03 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Anjuran tidak menjual air minum mineral bermerek tertentu di Kota Depok, Jawa Barat, mengundang pertanyaan ketika pada saat bersamaan menjamur mal dan minimarket di kota itu. Dasar anjuran penjualan air minum mineral merek tertentu itu adalah produk lisensi perusahaan asing.

"Kalau Bapak (Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail) tahu ada yang jual (air minum merek tertentu) di sini, pasti ditegur," tutur Ikin, salah satu pedagang di Depok, Selasa (26/8/2014).

Menurut Ikin, Nur Mahmudi anjuran tak menjual air minum dalam kemasan merek tertentu itu karena keuntungan dari penjualan produk tersebut akan dinikmati oleh orang asing. Sebagai ganti, kata dia, Nur Mahmudi menyarankan para pedagang untuk menjual air minum dalam kemasan produk lain yang diproduksi di Cimanggis, Depok, dan perusahaan pembuatnya dimiliki orang Indonesia.

"Itu peraturan yang bagus karena meningkatkan produk (dalam negeri) kita sendiri," aku Ikin. Namun, dia punya pertanyaan mengganjal untuk Nur Mahmudi, terutama terkait alasan anjuran tak menjual air minum dalam kemasan bermerek tertentu itu.

"Kami disuruh menjual produk dalam negeri, tapi kenapa di Depok ini semakin banyak mal minimarket?" tanya Ikin. "Di sepanjang Jalan Margonda Raya saja ada lima mal," sebut dia.

"Kita disuruh belanja produk lokal di warung-warung kecil, tapi kenapa mereka (Pemkot) ngasih kesempatan (menjamurnya mal dan minimarket)?" lanjut tanya Ikin. "Dengan banyaknya minimarket itu kan berarti ngasih kesempatan buat beli yang lain (bukan produk lokal)."

Dalam pantauan Kompas.com, di sepanjang Jalan Margonda Raya, Depok, terdapat mal ITC, Ramayana, D-Mall, Depok Town Square, dan Margo City. Adapun minimarket, setidaknya ada masing-masing ada lebih dari tiga Alfamart dan Indomaret, lalu satu Lawson, dan dua 7-Eleven.

Hingga berita ini dimuat, belum ada tanggapan dari Nur Mahmudi maupun Pemerintah Kota Depok soal kegelisahan pedagang yang juga warga Depok ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com