Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Asal-usul Bus Transjakarta yang Terbakar

Kompas.com - 28/08/2014, 15:56 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bus transjakarta bernomor bodi TJ 022 yang meledak dan terbakar, Kamis (28/8/2014) pagi, adalah bus bermasalah. Bus itu merupakan salah satu unit dari paket pengadaan bus yang berujung kasus korupsi di Kejaksaan Agung.

Pernyataan singkat Kepala Unit Pelaksana Transjakarta Pargaulan Butar-butar bahwa bus tersebut dibeli melalui APBD DKI 2013 dan dikelola oleh UP Transjakarta menyiratkan asal-usul bus itu.

Diketahui, pengadaan bus pada tahun tersebut berujung kasus korupsi di meja hijau hakim. Awal 2013, Dinas Perhubungan DKI Jakarta membuka tender pengadaan bus transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB).

Lima perusahaan menang dalam tender. Pertama, PT Korindo Motor mengadakan bus pabrikan Tiongkok Yutong dengan nilai kontrak Rp 113,856 miliar. Kedua, PT Ifani Dewi mengadakan bus pabrikan Tiongkok Ankai dengan nilai kontrak Rp 110,520 miliar. Ketiga, PT Saptaguna Dayaprima mengadakan bus pabrikan Tiongkok Ankai dengan nilai kontrak Rp 108,745 miliar.

Keempat, PT Putriasi Utama Sari mengadakan bus pabrikan Tiongkok BCIbus dengan nilai kontrak Rp 40,536 miliar, dan yang kelima, PT Mobilindo Armada Cemerlang mengadakan bus pabrikan China Zhongthong Bus dengan nilai kontrak Rp 110,265 miliar.

Belakangan terungkap bahwa lima bus transjakarta dan 10 BKTB yang dibeli itu mengalami kerusakan di sejumlah komponen. Banyak komponen berkarat, berjamur, dan beberapa instalasi tidak dibaut.

Bahkan ada bus yang tidak memiliki fan belt mesin. Anehnya, kerusakan itu lolos dari upacara serah terima barang dari perusahaan ke Dishub DKI. Kasus bus berkarat itu masuk ke Kejaksaan Agung.

Tiga pejabat Dinas Perhubungan DKI Jakarta ditetapkan menjadi tersangka, yakni Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono, Ketua Panitia Pengadaan Barang Setyo Tuhu, dan Pejabat Pembuat Komitmen Drajad Adhyaksa.

Seorang Kepala Bidang Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Prawoto juga menjadi tersangka.

Pertanyaannya, apakah bus yang terbakar tersebut adalah salah satu bus yang rusak dan berkarat?

Dikonfirmasi Kompas.com, Kamis siang, Kepala Dishub DKI Jakarta Muhammad Akbar membantah dugaan tersebut. "Memang, bus yang tadi terbakar itu satu paket dengan yang dulu kena kasus. Tapi, itu bukan bus yang berkarat. Yang berkarat sudah ditarik," ujar Akbar.

Akbar juga membantah bahwa unit bus yang terbakar, Kamis pagi, tidak laik jalan. Akbar menegaskan, semua bus transjakarta yang beroperasi di Ibu Kota telah memenuhi uji kelayakan dari berbagai lembaga serta telah menjalani pemeliharaan dengan maksimal. [Baca: Ahok: Jangan-jangan Semua Transjakarta KW-5]

Kini, bus yang tinggal rangkanya tersebut dibawa ke pul transjakarta di Cawang, Jakarta Timur. UP Transjakarta dan Polri tengah menyelidiki penyebab terbakarnya bus itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com