Aksi warga ini dilakukan dengan berkumpul depan sebuah toko yang telah dibongkar. Warga berkumpul di pinggiran jalan, dan meneriakkan berbagai yel-yel dan aspirasinya.
Mereka menuntut pemerintah membayar ganti rugi tempat tinggal sebelum melaksanakan relokasi. Warga meneriakkan yel "bayar dulu, bayar dulu, bayar dulu!". Sebagian lainnya menuliskan aspirasi di aspal jalan dan tembok pertokoan yang dibongkar dengan menggunakan piloks. [Baca: Toko di Bantaran Ciliwung Terkena Penertiban].
Tulisan itu berbunyi, "Warga Kampung Pulo, Pak Gubernur Bayar Dulu" dan "Saya Warga Kampung Pulo, Bayar Dulu Sebelum Dibongkar" dan "Bayar Dulu Gusur Bos". Aksi ini sempat menarik perhatian pengendara yang melintas. Mereka melambatkan laju kendaraan.
Seorang petugas polisi nampak berada di depan warga untuk mengatur lalu lintas. Wakil Ketua RW 03, M Yusuf, mengatakan bahwa warga meminta kejelasan pada aparat pemerintah terkait kabar relokasi yang mendadak.
Yusuf mengaku hingga saat ini sosialisasi belum dilakukan. "Belum ada kejelasan. Jadi kami sebagai warga Kampung Pulo, kami minta kejelasan dari aparat yang di atas. Jadi maunya saya, yang di atas turun ke bawah," ujar Yusuf, di tempat aksi, Senin (1/9/2014).
Sebelumnya diberitakan, pemerintah berencana merelokasi 930 keluarga dari bantaran Sungai Ciliwung. Relokasi ini untuk mendukung program normalisasi sungai. Ratusan warga itu rencananya akan dipindahkan ke rumah susun yang ada di wilayah Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.