Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Angkot Serobot Jalur Transjakarta di Pangeran Jayakarta Sudah Makan Korban

Kompas.com - 02/09/2014, 15:46 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ulah sopir angkot yang menyerobot dan berjalan melawan arah di jalur transjakarta depan Selter Transjakarta Pangeran Jayakarta, Taman Sari, Jakarta Barat, sudah memakan korban.

Korbannya adalah para penyeberang jalan yang tak menyadari adanya angkot yang melawan arah.

Warga setempat, Ed (44), mengatakan, kasus penyeberang jalan tertabrak itu pernah terjadi sebelum awal bulan puasa lalu. Korbannya adalah dua pelajar sekolah dasar yang hendak menyeberang.

"Yang kayak gitu nabrak orang udah sering kejadian di sini. Sebelum puasa, dua anak SD ketabrak. Sopirnya yang nabrak enggak tahu ya, udah lepas apa belum. Sampai sekarang angkot-angkot ini enggak kapok lawan arah," ujar Ed, saat berbincang dengan Kompas.com, dekat Selter Pangeran Jayakarta, Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (2/9/2014).

Menurut Ed, penyeberang jalan lainnya juga kerap dikejutkan dengan datangnya angkot dari arah berlawanan. "Yang nyebrang mana tahu ada angkot muncul dari sebelahnya. Mereka nengoknya juga kan sejalur," ujar Ed.

Ed menilai, para sopir ini tak pernah kapok karena polisi lalu lintas jarang melakukan pengawasan di tempat tersebut. Polisi hanya berjaga di pos polisi lalu lintas depan Stasiun Kota.

"Kalau ada petugas, satu aja, terus dijagain setiap hari, enggak bakalan kayak gini. Petugas jarang ada semenjak perempatan ini ditutup karena sering macet," kata Ed.

Sebelumnya diberitakan, aksi penyerobotan busway dan aksi berkendara melawan arah sering dilakukan para sopir angkot di Jalan Mangga Dua Raya arah Stasiun Kota. Tak hanya sekali, beberapa kali angkutan seperti angkot 39 jurusan Kota-Mangga Dua-Pademangan dan angkot M15a jurusan Tanjung Priok-Kota, melakukan hal tersebut.

Mereka melakukannya agar bisa mangkal di depan Stasiun Kota dengan cepat untuk menghindari kemacetan di lampu lalu lintas depan Stasiun Kota arah Asemka atau Jembatan Lima. Sebab, untuk mangkal di depan Stasiun Kota, para sopir ini enggan mengambil risiko memutar jauh, yakni Terminal Kota Inten atau menyerobot lagi di putaran belakang Selter Stasiun Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com