Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkedok Usaha Pengolahan Air Kali, Mereka Mencuri Air Bersih

Kompas.com - 02/09/2014, 23:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Air sungai yang kotor dan bau ternyata bisa menjadi sumber inspirasi. Sayangnya, inspirasi yang muncul adalah inspirasi buruk. Apalagi jika si pemilik ide memiliki ”peta” jaringan pipa air bersih.

Bukannya berpikir bagaimana membantu membersihkan sampah dan menjernihkan air sungai, AP dan kelompoknya malah menggangsir pipa air bersih untuk keuntungan pribadi.

Begitulah yang terungkap oleh Subdirektorat III/Sumber Daya Lingkungan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya setelah mengamankan 15 orang yang terlibat kasus pencurian air bersih milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya.

Aksi jahat mereka berlangsung sejak 2007 dengan menimbulkan kerugian hingga Rp 1,2 miliar per bulan. Para pelaku sengaja membangun semacam kolam atau tempat pengelolaan air bersih atau water treatment plant (WTP), yang mengesankan mereka seakan-akan melakukan usaha penjernihan air dengan bahan baku dari air Sungai Kalijodo.

”Padahal, itu cuma kedok,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Senin (1/9).

Direktur Reserse Kriminal Khusus Komisaris Besar Arif Budiman mengatakan, terungkapnya lokasi tempat pencurian air bersih itu berdasarkan informasi dari masyarakat. ”Mereka melihat pangkalan atau kegiatan penjualan air bersih truk tangki yang tidak lazim. Sekitar sebulan kami selidiki sampai akhirnya ditemukan tiga lokasi pencurian air bersih itu dilakukan,” ungkapnya.

Usaha pencurian air bersih itu berlokasi di bawah jembatan Tol Bandara Soekarno-Hatta RT 006 RW 016, di Kompleks Pergudangan Karang Jaya RT 004 RW 016, dan di Pergudangan Muara Karang, Penjagalan, Jakarta Utara.

Para pelaku menyamarkan aksinya dengan berpura-pura mengelola sebuah tempat pengolahan air bersih dari air sungai yang kotor. ”Padahal, mereka sebenarnya hanya memasang pipa dan pompa menyedot air bersih dari pipa milik PAM Jaya, kemudian memperdagangkan air bersih itu dengan truk tangki,” tambah Aris.

Selain mengamankan 15 orang, polisi juga menyita, antara lain, 13 unit truk tangki ukuran delapan ton, 3 truk tangki berisi 16 ton air, 1 buku catatan pengisian muatan air, dan uang tunai Rp 880.000.

Rikwanto mengatakan, dari 15 orang yang diamankan, salah seorang di antaranya berinisial EP yang mengaku sebagai pengelola pangkalan penjualan air bersih itu. Empat belas orang lainnya adalah karyawan dan petugas keamanan setempat.

”Sampai saat ini mereka masih diperiksa. Tidak tertutup kemungkinan EP ditetapkan sebagai tersangka. Dari keterangan 15 orang itu, nanti akan terlihat juga, kemungkinan orang dalam PDAM atau Pemprov DKI Jakarta terlibat atau tidak. Dari pengakuan EP, kegiatan penjualan air bersih ini sudah berlangsung sejak 2007,” ujar Rikwanto.

Ribuan sambungan ilegal

Pemidanaan terhadap pencurian senapas dengan rencana penghentian pemberian izin penyedotan air tanah di Jakarta Utara 2015. Selain memperketat pengawasan, pemerintah juga mendorong operator air bersih meningkatkan cakupan dan mutu layanan.

Sekretaris PT Aetra Air Jakarta Priyatno B Hernowo menyebutkan, pihaknya menemukan sekitar 2.000 sambungan dan konsumsi ilegal di wilayahnya. Selain membuat sambungan ilegal, sebagian pencuri merekayasa alat ukur sehingga air yang keluar tidak semuanya tercatat di mesin pencatat.

”Kurun Januari-Juli 2014, volume air yang hilang mencapai 640.000 meter kubik, setara konsumsi rata-rata 3.300 pelanggan rumah tangga. Kami bekerja sama dengan PAM Jaya dan kepolisian menindak para pelaku,” kata Priyatno.

Pemerintah Kota Jakarta Utara berencana menghentikan izin penyedotan air tanah mulai tahun depan. Penyedotan air tanah dinilai makin tidak terkendali, sementara penerimaan pajak air tanah dinilai tidak signifikan dibandingkan dampak buruknya di Jakarta Utara yang memiliki tingkat kerawanan air tanah tinggi. (RTS/MKN/RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com