Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parkir Liar Kalibata City, Sebentar Rp 10.000, kalau "Nginap" Rp 15.000

Kompas.com - 03/09/2014, 08:37 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Setiap malamnya, bagian bahu jalan di depan kawasan Apartemen Kalibata City berubah menjadi lahan parkir dadakan. Sementara itu, area dalam kompleks apartemen pun sudah sesak dengan mobil-mobil yang diparkir bak gang senggol.

"Parkiran apartemennya nggak memadai, jadinya orang banyak yang nggak kedapetan tempat. Mau gimana lagi?" kata Ipan, juru parkir luar Kalibata City kepada Kompas.com, Selasa (2/9/2014).

Ipan mengatakan, lahan parkir dadakan ini sudah ada sejak Apartemen Kalibata City mulai berdiri. Saat pukul 18.00 tiba, Ipan dan beberapa temannya bergantian menyiapkan pembatas jalan berupa tali rafia dan traffic cone untuk menandai "wilayah" parkirannya. Aktivitasnya pun dimulai dengan mempersilakan penghuni apartemen yang tak kebagian tempat parkir di dalam dan ingin masuk dalam "wilayahnya" itu.

Setelah diarahkan, pengemudi pun membayar sejumlah uang sebagai upah menjaga mobil mereka. "Kalau cuma sebentar, Rp 10.000. Kalau semalaman atau nginap, Rp 15.000," ujarnya.

Dalam satu malam, Ipan dan rekannya, Mahmud, bisa memarkirkan 20-30 kendaraan di "lahan parkir" mereka. Jika dihitung-hitung, maka mereka bisa mendapatkan Rp 300.000 lebih setiap malam.

Mereka berdua mengatakan, ada juga penghuni apartemen yang meminta langganan parkir di tempatnya. Namun, hal ini diakuinya masih sulit dilakukan karena jam kerja penjaga parkir dadakan ini terbagi dalam tiga shift.

"Tiga shift itu berarti kalau hari ini sudah saya, besok malam yang lain. Besoknya lagi orang lain lagi. Bagi-bagi rezekilah," paparnya.  

Para juru parkir dadakan ini adalah pemuda-pemuda dari Gang Panjang (warga sekitar Apartemen Kalibata City). "Ya lumayan banget. Daripada nganggur, bisa jadi ada kerjaan, dapet duit. Walau sedikit, lumayan buat anak-istri dan juga setoran," kata Mahmud.

Ipan dan Mahmud yang mendapat shift jaga parkir bersama-sama pada malam ini mengatakan, dengan uang sebesar itu, mereka akan bertanggung jawab atas keamanan mobil yang diparkir secara dadakan tersebut.

"Ya, kita juga tanggung jawablah. Enggak asal dapet uang langsung kabur. Kita akan jagain mobilnya sampai pagi," kata Ipan.

Tak cuma menjaga, mereka juga mengatakan, kalau saat sang empunya mobil sedang terlelap, tak jarang mereka masih harus mendorong-dorong mobil di tempat mereka agar keesokan paginya mudah dikeluarkan. Di tengah malam, mereka masih "merapikan" susunan mobil-mobil ini dan menyingkirkan traffic cone bertali ke bagian dalam jalan. Tujuannya agar jalanan umum jadi semakin longgar dan tidak menyebabkan kemacetan.

Jam kerja Ipan dan Mahmud dimulai sejak pukul 18.00 sampai pukul 07.00. Sebelum pukul 07.00, pemilik mobil harus memindahkan mobilnya ke parkiran di dalam apartemen agar ban tidak dikempiskan. "Selepas pukul 07.00, kami udah enggak tanggung jawab lagi. Kami sudah bilang sama penghuni, sebelum pukul 07.00, kami tinggal," katanya.

Menurut Perda Nomor 3 Tahun 2012 yang akan diberlakukan mulai 8 September 2014 mendatang, pengguna kendaraan yang memarkirnya secara liar akan dikenai sanksi membayar Rp 500.000 lewat ATM. Mereka pun harus rela jika kendaraannya diderek oleh Dishub DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com