Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Dirut Korupsi, Ahok "Pede" Suntik Dana Segar ke Bank DKI

Kompas.com - 06/09/2014, 19:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku santai dengan penangkapan mantan Direktur Utama Bank DKI Winny Erwindia oleh Kejaksaan Agung. Basuki mengklaim kepemimpinan Bank DKI dibawah pengelolaan Eko Budiwiyono tidak terlibat tindak pidana korupsi.

"(Korupsi) itu kan oleh direksi yang dulu, direksi baru tidak terlibat. Direksi baru ini cuma meneruskan kebijakan direksi lama, Pak Eko bagus kinerjanya," kata Basuki, di Tzu Chi School Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Sabtu (6/9/2014). [Baca: Ini Tanggapan Ahok soal Penangkapan Ketua KONI DKI]

Pujian kepada Eko ini dilayangkan setelah mengetahui Bank DKI mampu menjalankan berbagai instruksi Basuki. Seperti contohnya pembuatan rekening pedagang kaki lima (PKL), pembuatan rekening pada tukang sapu, dan pembuatan kartu ATM yang juga berfungsi sebagai ID atau tanda pengenal PNS DKI.

Padahal baru Kamis (4/9/2014) kemarin, Basuki meluapkan emosinya pada Eko. Akibat kartu virtual account pembayaran retribusi bulanan bagi warga Rusun Marunda tidak sesuai keinginannya. [Baca: Ahok Marah, Dirut Bank DKI Pucat, Penghuni Rusun Marunda Tepuk Tangan]

Kartu virtual account itu hanya berisi nomor rusun, blok, cluster, serta nomor. Padahal kartu yang diinginkan Basuki adalah kartu yang dilengkapi dengan foto dan identitas penghuni rusun serta ATM Bank DKI.

Selang satu hari kemudian, Eko melaporkan pembuatan kartu virtual account yang baru. Setelah itu, Basuki berpendapat, bahwa biang kesalahan pembuatan kartu virtual account itu adalah Dinas Perumahan DKI.

Pria yang akrab disapa Ahok itu bahkan berencana memberi suntikan dana segar berupa penyertaan modal pemerintah (PMP) pada tahun 2015 sebesar Rp 3 triliun. Basuki menginginkan Bank DKI memiliki kelas yang sama seperti Bank Mandiri maupun Bank Central Asia (BCA).

"Kami harus suntik modal terus. Target saya, tidak sampai 5 tahun, Bank DKI bisa setaraf dengan BCA, mungkin kita akan terus suntik sampai Rp 30 triliun," kata Basuki.

Sementara itu, Basuki menyerahkan penuh perkara yang dihadapi Winny kepada Kejaksaan Agung. Kini, Winny menjabat sebagai Ketua KONI DKI. Basuki pun menjamin, kepengurusan KONI tidak akan terganggu meskipun Winny ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi.

"Senin besok saya rapat dengan KONI, merumuskan bagaimana KONI berjalan baik. Tidak ada pengaruh kok ada Winny atau tidak di KONI, di dunia ini tidak ada presiden juga pemerintahan tetap baik-baik saja. Karena ada wakil presiden, jadi santai saja," ujar mantan anggota Komisi II DPR RI itu.

Sekadar informasi, Kejaksaan Agung menahan Winny pada Jumat (5/9/2014) kemarin. Seusai diperiksa penyidik, Winny langsung digelandang ke penjara Pondok Bambu, Jakarta Timur. Winny terjerat kasus korupsi pengadaan pesawat ATR 42-5.000 saat menjabat sebagai Dirut Bank DKI.

Nilai korupsi pengadaan pesawat latih itu kurang lebih Rp 80 miliar. Winny dijerat dengan Pasal 2 dan 3 UU Tipikor dengan ancaman hukuman paling singkat empat tahun penjara dan maksimal 20 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com