Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Gaji Akan Diberlakukan, Juru Parkir di Jalan Sabang Mengeluh

Kompas.com - 09/09/2014, 13:34 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah petugas parkir di Jalan Sabang mengaku mendukung uji coba meteran parkir di sana. Namun, mereka juga bersiap-siap menabung bila sistem tersebut sudah berjalan.
 
"Kalau pakai pakai meter kan kami digaji, Mbak. Berarti kami harus pintar-pintar nabung," kata Suwardi (41), salah seorang tukang parkir, saat ditemui di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2014).
 
Menurut Suwardi, saat memakai sistem lama yaitu setoran, meski pendapatannya tidak tetap setiap hari, tetapi dia lebih leluasa mengatur uang. Sebab, setiap hari ia pasti mendapatkan uang yang merupakan selisih dari tarif parkir yang dibayarkan kepadanya dikurangi setoran yang harus dibayar.
 
Namun, bila diberlakukan sistem gaji, ia hanya menerima uang sekali setiap bulannya. Uang tersebut harus cukup sampai akhir bulan.
 
Udin (29), rekan Suwardi, mengamini hal tersebut. Ia mengaku sudah terbiasa dengan sistem setoran sehingga ia bisa mendapatkan uang setiap hari. Apalagi ia mengaku bukan tukang parkir yang secara resmi.
 
"Saya hanya menggantikan abang saya. Berarti nanti (kalau sudah berlaku sistem penggajian) saya enggak ada kerja lagi," ujarnya.
 
Suwardi mengungkapkan, setiap hari untuk satu shift, tukang parkir wajib menyetor Rp 32.000 kepada Pemprov DKI. Dalam satu shift, rata-rata mereka mendapat Rp 80.000-90.000.
 
Seperti yang diketahui, 11 mesin parkir akan dipasang di Jalan Sabang. Mesin parkir itu terdiri dari lima unit di sisi kanan dan enam unit di sisi kiri jalan.

Lebih kurang enam CCTV akan memantau program Pemprov DKI di Jalan Sabang dengan posisi masing-masing dua unit di tengah dan sisanya di kedua ujung jalan. Dengan diberlakukannya sistem tersebut, tukang parkir setiap bulannya digaji Rp 4 juta-Rp 5 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com