Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parkir dan Makan di Pinggir Jalan, Pengendara Takuti Sanksi Derek

Kompas.com - 10/09/2014, 01:50 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengendara yang menjadi penikmat makanan pinggir jalan khawatir atas pemberlakuan Perda No 3 tahun 2012 tentang Retribusi Daerah atas pelanggaran rambu parkir di sejumlah wilayah DKI Jakarta. Mereka takut petugas Dinas Perhubungan menderek kendaraan yang diparkir di depan kios makan di pinggir jalan.

"Was-was juga pasti. Bayangin saja, kalau kena derek dendanya Rp 500.000 belum lagi ribet ngurusnya," kata Angga saat sedang makan di Jalan Asia Afrika, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2014) malam.

Senada dengan Angga, Rizky, karyawan swasta yang berkantor di kawasan Permata Hijau, mengungkapkan maraknya penertiban sejak kemarin itu membuatnya takut memarkirkan mobil di Jakarta. Rizky mengaku lebih berhati-hati ketika memarkirkan mobil di tempat umum. Selain itu, dia juga selalu memilih lokasi parkir yang aman dari penumpukan kendaraan.

Meski kerap makan di kios di inggir jalan, ia mengaku tak mau membuat kemacetan di area tersebut.

"Kalau kayak makan di sini (Jalan Asia Afrika) hampir setiap hari. Kan mau arah pulang sekalian makan malam. Ya, parkir sebentar, dekat kita juga jadi kalau ada apa-apa tahu," kata Rizky sambil menyantap nasi goreng.

Pantauan Kompas.com, Selasa malam, Jalan Asia Afrika, Tanah Abang, Jakarta Pusat diramaikan pedagang kaki lima yang menjajakan makanan, antara lain nasi goreng, soto, sate, bakso. Dengan menggunakan gerobak, belasan pedagang berada di kedua arah jalan tersebut baik yang mengarah ke Blok M maupun yang mengarah ke Palmerah.

Setiap malam kawasan ini menjadi lokasi para pedagang menjajakan makanan. Para penikmat makan malam yang datang ke lokasi pun kebanyakan mereka yang pulang kerja dan membawa kendaraan pribadi. Mereka pun umumnya memarkirkan kendaraannya di bahu jalan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan 'Open BO' di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan "Open BO" di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com