"Ketika reformasi berlangsung, otoritarianisme Orde Baru dilawan oleh partai saya. Terjadinya reformasi juga harus dibayar mahal karena harus dilalui dengan pertumpahan darah. Banyak yang kehilangan nyawa dan diperkosa," kata Wanda, di Jakarta, Selasa (16/9/2014).
Karena itu, Wanda menganggap sikapnya yang lebih mendukung Joko Widodo sudah tepat. Ia pun mengaku tak menyesal dengan pilihannya itu, meski saat ini ia harus menerima konsekuensi pemecatan.
Menurut Wanda, meski saat ini ia tidak lagi memiliki partai, ia mengaku tak akan berhenti memperjuangkan aspirasi dan cita-cita reformasi. Ia berencana bergabung dengan kelompok mahasiswa, yakni Kelompok Studi Trisakti.
"Saya akan lebih fokus mengajak semua untuk bergabung melawan elite jahat yang berupaya merampas suara rakyat karena itu adalah amanat nasional dan cita-cita reformasi," ujar Wanda.
Wanda telah resmi keluar dari keanggotaan PAN dengan diterimanya surat pemberhentian yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN. Menurut Wanda, surat tersebut dikeluarkan pada tanggal 30 Agustus 2014, dan ditandatangani langsung oleh Ketua Umum PAN Hatta Rajasa beserta sekretaris jenderalnya, Taufik Kurniawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.