Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang Kecewa Saat Kunjungan Veronica Ahok di Rusun Cipinang

Kompas.com - 17/09/2014, 22:08 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kedatangan istri Wakil Gubernur DKI Jakarta, Veronica Tjahaja Purnama atau Veronica Ahok, pada Rabu (17/9/2014), membuat penghuni Rusun Cipinang penasaran sekaligus kecewa. Pasalnya, kedatangan Veronica ke rusun ini hanya untuk meresmikan rumah belajar.

"Yah ternyata cuma resmiin sekolahan aja. Kirain mau perhatiin keluhan warga," kata Asty, salah satu penghuni Rusun Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur, kepada Kompas.com, Rabu (17/9/2014).

Keluhan senada juga diucapkan penghuni lain, Nur Salamah. Ia bahkan menyangka Ahok sendiri yang akan datang berkunjung, bukan Veronica. "Kirain Ahok yang datang, ternyata istrinya. Kalau Ahok yang datang, saya mau bilang semua keluhan saya di sini," katanya.

Ketika ditanya mengapa tak menyampaikannya saja kepada Veronica, Nur pun menggeleng. Ia mengatakan, ucapannya tak akan diperhatikan karena tujuan utama Veronica datang bukanlah untuk mendengarkan keluhan warga rusun. Ia jadi enggan berkeluh kesah.

Asty dan Nur sama-sama memiliki keluhan yang ingin disampaikannya kepada Ahok. Asty mengatakan, dia ingin pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan warga rusun. Salah satunya ialah dengan memasang keramik pada dinding rusun. Sampai saat ini, belum semua menara rusun dipasang keramik, baru sebagian saja.

Sumiati, ibu RT di rusun ini, juga mengatakan, banyak warga yang mengeluh karena dinding rumahnya sering bocor. Hal ini disebabkan ada saluran pipa air yang melintang dan tetesan airnya merembes ke dinding. "Makanya, rumahnya pada bocor," kata Sumiati.

Ia menambahkan, sebenarnya mereka sudah menanyakan hal ini kepada Dinas Perumahan. Hanya, sampai saat ini belum ada perbaikan. "Katanya dananya sudah cair, tapi belum ada kelanjutan juga," ujarnya.

Pemasangan keramik ini, ujarnya, tidak hanya akan mencegah ruangan menjadi tak bocor, tetapi juga akan membuat rusun terlihat bersih. "Sebenarnya sudah nyaman, tapi kalau dikeramik, jadi lebih nyaman lagi," ujarnya.

Sedikit berbeda dengan keluhan Asty dan Sumiati, Nur Salamah tampaknya mengeluhkan hal lain. Nur lebih mengeluhkan tidak adanya santunan untuk penghuni rusun.

"Tinggal di sini kan juga harus bayar, nggak gratis. Parkir aja bayar, kami juga nggak dapat uang gusuran, apalagi KJP," katanya.

Ia mengeluhkan, kepindahannya dari tempat tinggal yang lama membuatnya harus mengeluarkan biaya lebih. Salah satunya ialah untuk mengurus kepindahan sekolah ketiga anaknya.

"Pindahan sekolah kan butuh uang juga, belum seragamnya, jadi ada tambahan pengeluaran," keluh Nur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com