Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengatakan, penghilangan sistem sekolah pagi dan petang akan dilakukan dengan cara merenovasi gedung sekolah menjadi lebih besar.
Apabila gedung sekolah memiliki ukuran yang besar, kata dia, daya tampungnya akan banyak sehingga para pelajar bisa masuk secara bersamaan pada pagi hari. "Nanti bangunan sekolahnya bisa jadi 3-4 lantai. Jadi, semuanya bisa masuk pagi. Enggak ada lagi SD 04 Pagi, SD 05 Petang," kata Lasro, di Balaikota Jakarta, Kamis (18/9/2014).
Lasro menilai, regrouping sekolah akan memberikan banyak keuntungan. Salah satunya adalah penghematan anggaran. Dengan regrouping, kata dia, Pemprov DKI bisa menghemat sekitar Rp 4 miliar dari pos bantuan operasional sekolah (BOP), dengan asumsi tiap satu sekolah mendapatkan Rp 10 juta per tahun.
Lasro mencatat saat ini ada sekitar 2.329 sekolah negeri di Jakarta yang menempati sekitar 1.200 gedung. Apabila digabung, jumlahnya akan menyusut menjadi hanya sekitar 1.800 sekolah.
"Itu baru dari BOP, belum dari yang lainnya. Jadi, tujuan penggabungan sekolah ini untuk efisiensi. Soalnya boros sekali kalau banyak sekolah," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.