Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sia-sia Belajar Goyang K-Pop via YouTube

Kompas.com - 20/09/2014, 06:06 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Dentuman musik bernada ceria terdengar dengan keras. Lampu-lampu panggung tampak berkerlap-kerlip mengikuti irama musik.
 
Sekelompok gadis belia dengan luwesnya menggerakkan tubuh mereka mengikuti irama musik tersebut. Dengan lincah gadis-gadis itu bergerak ke sana kemari, menggoyangkan pinggul, hingga mengibaskan rambut.
 
Sesekali mereka mengubah formasi yang sontak menimbulkan sorakan riuh penonton. Tak jarang pula mereka melempar mimik menantang ke arah penonton, seperti yang dilakukan banyak dilakukan oleh artis-artis K-pop atau musik pop yang berasal dari Korea Selatan.
 
Sekelompok gadis itu tak lain adalah pencinta hal-hal yang berhubungan dengan Negeri Ginseng tersebut, dari mulai drama, musik, termasuk tarian. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk menjajal peruntungannya dengan mengikuti sebuah kompetisi menari untuk menarikan ulang (cover dance) tarian milik artis K-pop.
 
Meski bukan penari, namun kecintaan pada K-pop mendorong mendorong mereka untuk belajar menguasai tarian. Akhirnya dengan berbekal menonton video di YouTube, perlahan mereka mulai berlatih gerakan-gerakan tarian K-pop.
 
"Belajar sendiri saja, saling bantu. Kalau satu ada yang salah, yang lain koreksi. Enggak ada pelatihnya," ungkap Kristi (17) kepada Kompas.com akhir pekan lalu.
 
Tak disangka, berkat usahanya itu, mereka berhasil masuk semi final kompetisi menari Korean Wave Festival yang diadakan di Baywalk Mall, Pluit, Jakarta Utara, pada Sabtu (15/9/2014). Saat itu mereka membawakan tarian lagu "How Dare You" dan "So Cool" dari sebuah grup penyanyi K-pop, Sistar.
 
Padahal saingan mereka boleh dibilang kebanyakan adalah penari yang sudah berkaliber di bidangnya. Ini tentu saja menadi hal yangmembanggakan bagi kelompok tari yang diperkuat oleh Kristi, Regina, Gita, dan Gracia itu.
 
"Kalau orang lain bisa, kenapa kita enggak? Itulah prinsip yang bikin kita semangat berlatih," beber Kristi.
 
Berawal perkenalannya di Sekolah Santo Kristoforus dan kesamaan seleranya pada Korea, keempat gadis itu pun memutuskan untuk membentuk kelompok tari D.G Crown. Lucunya, awal mula mereka menyukai Korea hampir sama, yaitu berawal dari drama Korea, Boys Before Flower pada 2009 silam.
 
Sebelum mengikuti kompetisi tari, mereka juga pernah diminta oleh sekolahnya untuk menjadi pengisi acara kegiatan-kegiatan sekolah. Kendati demikian, mereka tidak berminat untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler tari di sekolahnya.
 
Selain mempelajari tarian K-Pop, D.G Crown juga berencana untuk merambah bidang tarik suara. "Nyanyi juga mau dicoba, soalnya kita semua juga hobi nyanyi lagu-lagu K-Pop," kata Gita.
 
K-Pop memang tren yang tengah mewabah di kalangan anak muda Indonesia. Tak heran, di beberapa tempat sering dijumpai komunitas-komunitas pencinta K-Pop. Apalagi pada saat artis kesayangan menyambangi Ibu Kota, ribuan penggemar K-Pop dapat dipastikan memadati lokasi digelarnya konser artis tersebut. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com