Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Gadis Jadi SPG Sapi, dari Dijilat sampai Diseruduk...

Kompas.com - 20/09/2014, 08:39 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com — Empat gadis berpakaian serba merah jambu, dengan kaus polos lengan panjang dan celana harem ala arabian style, terlihat sibuk melayani calon pembeli yang datang ke Mal Hewan milik Haji Doni di Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/9/2014) sore.

Penampilan arabian style mereka dipercantik dengan kalung, ankle boot hitam, dan turban berwarna senada pakaian. Keempat gadis berambut panjang tersebut tampak tak canggung bergaul dengan sapi-sapi kurban yang dijual di mal hewan itu.

Mereka tak takut untuk mendekat, bahkan sesekali menyentuh sapi-sapi tersebut. "Paling baunya saja ya, tetapi lama-lama terbiasa juga. Paling pas pertama datang saja, bau. Habis itu setengah jam sudah biasa," tutur Oshie (20).

Oshie adalah satu dari empat perempuan itu. Mereka adalah sales promotion girl (SPG) hewan jualan "mal" tersebut sekaligus pencinta hewan. Pada hari-hari biasa, Oshie adalah admin keuangan di showroom mobil milik Haji Doni yang berlokasi di daerah Taman Mini, Jakarta Timur.

Dicium sampai diseruduk sapi

Ketika kali pertama direkrut Haji Doni untuk menjaga sapi, Oshie mengaku punya pengalaman mengesankan bersama salah satu sapi yang dijaganya. "Waktu itu, lagi mau foto-foto sama sapi. Mungkin aku berdirinya terlalu dekat, terus tiba-tiba pahaku dijilat sapi," kata Oshie lalu tertawa.

Junita (19), SPG lain, malah mengaku pernah diseruduk sapi jualannya. Waktu itu pun, dia dan teman-temannya lagi-lagi sedang hendak berfoto bersama. "Kami fotonya ngebelakangin dia (sapi) dan terlalu dekat," ujar dia.

Gadis yang kesehariannya adalah admin keuangan di perusahaan properti Haji Doni ini melanjutkan ceritanya, "Sapinya itu lagi makan, mungkin kesel, terus aku yang diseruduk, tetapi nggak sakit kok."

Sapi ber-barcode

Pegawai di mal yang menjual sapi ini mempekerjakan belasan karyawan laki-laki di bagian penjualan, selain keempat gadis itu. Dua gadis lain adalah Neni (20) dan Mayang (20). Semua petugas yang berjualan sapi ini mendapat pelatihan soal sapi sebelum bertugas.

Mereka semua diajari pula menggunakan perangkat tablet yang dipakai untuk transaksi jual-beli. "Ini kan kayak mal beneran. Setiap sapi beda-beda harganya," tutur Neni.

Kalau ada pembeli yang ingin membeli sapi tertentu, lanjut Neni, para petugas penjualan tersebut memasukkan barcode sapi-sapi ke tablet yang mereka bawa. "Barcode yang dikalungin di sapinya," ujar dia, yang sudah dua kali jadi SPG penjualan sapi.

Dari tablet itulah para petugas tersebut mengecek harga sapi yang diinginkan pembeli. Neni menambahkan, "mal" hewan ini pun menerima pembayaran menggunakan kartu kredit.

Magnet

Menurut Neni, semua petugas di "mal" sapi milik Haji Doni mendapatkan tujuh setel pakaian berikut pernak-perniknya, selain pelatihan pada awal tugas. Perbedaan ketujuh pakaian itu hanya pada warnanya.

Kehadiran empat gadis SPG sapi dengan penampilan cantik ini bak magnet yang mengundang pengunjung. "Banyak yang minta foto bareng. Orang yang enggak beli pun minta foto bareng. Kalau sore gini, biasanya banyak orang sini (warga) yang datang terus minta foto," kata Mayang sembari tersenyum simpul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com