Pandangan Basuki ini berbeda dengan kebijakan masing-masing guru dan kepala sekolah. Menurut dia, ada beberapa guru dan kepala sekolah yang menolak halaman sekolahnya dijadikan sebagai tempat pemotongan hewan kurban. Alasannya ialah karena aksi pemotongan hewan itu berdampak pada kekerasan dan siswa-siswa dapat menirunya. Hanya, lanjut Basuki, pemotongan hewan kurban itu dilaksanakan di hari raya Idul Adha atau hari libur sehingga siswa-siswi tidak ada yang bersekolah.
"Saya dari kecil sudah lihat pemotongan hewan kurban, aku enggak jadi kejam juga kan? Ha-ha-ha. Itu tergantung bagaimana orang menafsirkan. Kalau dia ada kebijakan lokal untuk meminjamkan halaman sekolah untuk potong hewan kurban, ya pinjamkan saja. Lagi pula, di hari libur pemotongannya. Yang penting hewan yang dikurban diperiksa dulu, jangan sampai rabies," tutur Basuki.
Kepala Dinas Peternakan dan Kelautan DKI Jakarta Darjamuni mengatakan, pihaknya bakal memfasilitasi pihak sekolah yang akan memotong hewan kurban. Ia menjelaskan, biasanya, siswa-siswa telah memiliki keinginan untuk berkurban kambing atau sapi dengan nama mereka masing-masing.
"Nanti dipotongnya di RPH (Rumah Pemotongan Hewan) Cakung dan kita salurkan lagi dagingnya ke sekolah untuk disumbangkan ke warga tidak mampu," kata Darjamuni.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.