Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penganiayaan SMAN 3, Dua Terdakwa Baru Jalani Sidang Perdana

Kompas.com - 24/09/2014, 06:50 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - W, siswa kelas 3 SMAN 3 Jakarta; dan J, alumni sma ini; akan menjalani sidang perdana sebagai terdakwa dalam kasus kekerasan dalam kegiatan pecinta alam Sabhawana, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2014).

Sidang ini akan digelar tertutup, menurut jadwal dimulai pada pukul 10.30 WIB. "Hari ini sidang J dan W dengan agenda diversi pukul 10.30," kata Diana, ibu Arfiand Caesar Al-Irhamy, siswa SMAN 3 yang meninggal akibat kekerasan Sabhawana, Rabu (24/9/2014).

Diversi adalah pengalihan dan penyelesaian perkara yang melibatkan anak-anak dari pidana ke luar pidana. Sesuai UU No 11 Tahun 2012 mengenai Sistem Peradilan Pidana Anak, ada hak bagi tersangka anak untuk mengajukan diversi. Apabila pihak keluarga Arfiand menyetujui diversi, J dan W bebas dari hukuman pidana dan dikembalikan ke orangtua masing-masing.

Pada persidangan empat terdakwa sebelumnya yang juga di bawah umur, keluarga Arfiand menolak diversi yang mereka ajukan. Empat terdakwa yang sudah disidang terlebih dahulu itu adalah TM, KR, PU, dan AM.

Karena permohonan diversi ditolak, empat siswa SMAN 3 tersebut harus menjalani sidang dan telah mendapatkan vonis pengadilan tingkat pertama. Mereka masing-masing dijatuhi hukuman satu tahun enam bulan dengan masa percobaan dua tahun pada persidangan, pada Selasa (26/8/2014). Jaksa mengajukan banding atas vonis ini.

Sehari sebelum vonis tersebut, Polres Metro Jakarta Selatan menetapkan empat tersangka baru. Tiga tersangka baru adalah alumni berinisial F,B, dan J. Satu tersangka laigi masih berstatus siswa SMAN 3, yakni W.

Seperti diberitakan sebelumnya, dua siswa SMAN 3 Arfiand Caesar Al Irhami alias Aca (16) dan Padian Prawiro Dirya (16), meninggal setelah mengikuti kegiatan pencinta alam Sabhawana di Tangkubanparahu, Jawa Barat.

Arfiand meninggal pada 20 Juni 2014, sedangkan Padian meninggal pada 3 Juli 2014. Keduanya diduga meninggal akibat dianiaya oleh senior saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler itu. Di tubuh Arfiand ditemukan banyak luka lebam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com