Pemandangan saluran air yang buruk itu dapat dilihat di sepanjang jalan yang dikelilingi pasar dan tempat pengolahan ikan ini. Tidak hanya air limbah dari pasar dan pengolahan ikan, sampah-sampah juga ikut di buang mengotori saluran air.
Kondisi air juga berwarna hitam pekat dan kental. Air di dalam saluran juga stag tidak bergerak. Suka atau tidak, air limbah ceceran dari got yang penuh kadang mengganggu pengunjung pelabuhan ikan ini.
"Kalau bau dari sini itu asalnya dari kotoran (limbah) ikan. Ditambah lagi airnya kan enggak jalan. Kadang-kadang airnya itu naik ke atas jalan ya jadi bau," kata Udin (40), pekerja serabutan di Pelabuhan Ikan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (25/9/2014).
Setiap pagi, lanjut Udin, saluran air ini memang ada yang membersihkan. Tetapi tetap saja buruk. Pendangkalan saluran air juga menurutnya perlahan terjadi karena lumpur yang tidak pernah dikeruk.
"Keadaannya ya begini terus. Ada sampah ya namanya pedagang buang saja di sini," ujar Udin.
Menurut dia, banjir juga kerap menggenangi jalan. Setiap air laut pasang, banjir pasti terjadi. Selain pasang air laut, hujan yang turun juga membuat air menggenangi setinggi 30 cm menutupi jalan. Sejak bekerja di sana 5 tahun lalu, kata dia, kondisinya tidak jauh berubah.
"Hanya ini sudah perubahan lagi. Sudah ditinggin sekarang," ujar Udin.
Pandu (30) pedagang Grosir Ikan di Pelabuhan Muara Angke mengatakan kondisi ini memang sudah lama berjalan. Menurut dia, saluran air yang mengelilingi kawasan tersebut memang kerap mampet.
"Kayaknya mampet salurannya terlalu penuh sampah. Artinya kalau penuh, airnya enggak jalan," ujar Pandu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.