Salah satu warga RT 06 RW 04, Rohana (39), mengatakan, dua bulan belakangan, air PAM tidak sampai ke rumah penduduk sekitar. Rohana mengaku, tidak ada penjelasan dari pengelola air PAM terkait hal ini.
"Tahu-tahu mati saja tidak ada pemberitahuan," kata Rohana kepada Kompas.com, Kamis (25/9/2014).
Kendati demikian, Rohana mengatakan, para warga masih mendapat tagihan bulanan sebesar Rp 19.000. Terkait masalah ini, warga masih bingung untuk mengadu ke mana.
Akibatnya, warga beralih menggunakan air tanah untuk keperluan hari-hari. Namun, kondisi air tanah di sana berwarna kecoklatan dan tidak bersih.
"Air sumur susah. Kadang juga kering, akhirnya habis. Jadi kita mesti nunggu dulu baru keluar lagi. Itu juga keluar sama pasir-pasirnya," ujar Harianto (48) RT 08 RW 04.
Selain itu, ada pula yang terpaksa membeli air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup. Warga terpaksa memborong air dari penjual air bersih di jeriken. Dina (47), warga RT 06 RW 04 mengatakan, harga dua jeriken air sebesar Rp 3.000.
"Kalau mau cuci malah mesti Rp 9.000," ujar Dina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.