"Saya kira tawaran (upah) dua kali UMP itu sudah cukup baik untuk juru parkir," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (26/9/2014).
DKI bakal merekrut juru parkir dan ditugaskan untuk mengontrol mesin meteran parkir yang telah terpasang. Para juru parkir itu akan membawa tas pinggang yang berisi koin Rp 500 dan Rp 1.000.
Koin-koin ini siap ditukarkan kepada para pengendara bermotor yang hendak memarkirkan kendaraannya dan menggunakan meteran parkir. Hal itu dilakukan karena mesin meteran parkir ini belum bisa memakai sistem pendebetan langsung dari kartu parkir atau e-money.
Untuk kendaraan roda dua, tarif parkir ditentukan sebesar Rp 2.000 per jam dan kendaraan roda empat sebesar Rp 5.000 per jam. Basuki meyakini penerapan tarif itu tidak membebankan warga Jakarta.
"Itu kan teknik untuk mencegah orang parkir di sana. Jadi, parkir meter dan jalan berbayar atau ERP itu bukan dalam rangka cari uang, melainkan dalam rangka membatasi jumlah kendaraan," kata Basuki.
Hari ini, meteran parkir di Jalan Sabang mulai diuji coba. Jika uji coba serta penerapannya di Sabang berhasil, Basuki menyasar tiga lokasi berikutnya, yakni perumahan di Kelapa Gading, Juanda, dan Pasar Baru.
Ia berharap pelaksanaan meteran parkir dapat memaksa pengendara kendaraan pribadi untuk menggunakan transportasi massal. "Harapannya seluruh jalan di Jakarta nanti tidak ada lagi parkiran yang pakai orang, semua (jalan) pakai parkir meter," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.