Para pemotong ayam di Jalan Pisangan Utara, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur, mengaku bahwa beberapa tempat lain di daerah Matraman sudah lama menjadi lokasi penyalur, penampung, dan pemotongan ayam. [Baca: Ahok: Januari 2015 Tak Boleh Ada Lagi Pemotongan Hewan di Kampung]
"Dari dulu di Utan Kayu sama Pisangan memang tukang ayam semua. Enggak bisa disalahkan juga, ini lingkungan pemotong (ayam)," kata Bani (bukan nama asli) kepada Kompas.com, Senin (29/9/2014).
Ia mengatakan, di lingkungan Pisangan Utara dan Utan Kayu Selatan banyak pemotong. Bahkan, ketua RT pun memiliki tempat pemotongan di rumahnya.
Meski lingkungan setempat adalah area padat penduduk, ia mengakui warganya memiliki profesi yang sama dalam keseharian yakni menggeluti usaha dengan hewan unggas.
Jika ditertibkan, kata dia, pemerintah tidak mampu untuk menampung para pemotong dan penyalur.
"Sekarang begini saja. Di Pisangan banyak pemotong, di Utan Kayu banyak pemotong. Setiap rumah pun pemotong ayam. Terus mau semua ditampung ke Rawa Kepiting? Buat nampung yang Pisangan saja belum muat," ujarnya.
Menurut dia, pemindahan yang akan dilakukan Pemprov DKi Jakarta tidak akan menyeluruh. Sebab, warga yang membuka usaha potong ayam belum tentu mau dipindahkan usahanya ke kawasan Pulogadung itu.
Jika pindah, dia khawatir akan berdampak pada kenaikan harga ke konsumen. Sebab, ongkos ke Pulogadung mahal. "Ya mau bagaimana. Setiap kandang ada pemotongan, tiap perumahan ada juga. Ada yang beli jadi motong sendiri," ujar pemotong di Pisangan Baru Utara itu.
Pemotong lain mengungkapkan bahwa ada temannya yang sudah membayar kontrak sampai 15 tahun ke depan. Hal itu, kata dia, tentu jadi masalah untuk harus dipindahkan ke Pulogadung. Pemerintah, kata dia, bekerja bagus bila berhasil menertibkan tukang ayam pada di satu lokasi.
"Ini tantangan buat mereka (Pemprov). Dari dulu juga isunya 2010 sudah bilang pindah semua, tapi ini masih ada semua di tempatnya," ucap dia.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni, mengaku akan tetap menertibkan pemotong dan penyalur unggas seperti ayam di permukiman warga. Menurut dia, hal ini juga sempat diresahkan warga sekitar karena ditakutkan akan menimbulkan penyakit.
"Mereka itu di tempat tinggal. Kami juga tidak mau ada warga kena penyakit. Lagian penertiban ini tetap menjalankan usaha mereka cuma digabung saja di satu lokasi," kata Darjamuni.
Darjamuni mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan terus menyosialisasikan hal itu kepada paguyuban ayam. Kalau pun tak ingin dipindah, kata dia, mereka tidak boleh lagi usaha semacam itu di lokasi sekarang, apalagi di rumah masing-masing.