Padahal, master plan untuk lokasi lahan parkir bagi museum yang menyimpan koleksi kebaharian dan kenelayanan itu sudah ada sejak 39 tahun lalu.
"Dari sisi kami memang dari awal kami membutuhkan lahan parkir. Cuma tidak ada tindak lanjut dari pemangku kepentingan sampai dengan saat ini," kata Kepala Seksi Koleksi dan Pameran Musem Bahari Irfal Guci kepada Kompas.com, Sabtu (4/10/2014).
Irfal melanjutkan, sebagai institusi wisata dalam pelayanan edukasi, fasilitas parkir seharusnya menjadi salah satu syarat utama. Terlebih lagi, museum yang terletak di Jalan Pasar Ikan, Sunda Kelapa, Jakarta Utara, itu selalu punya ratusan pengunjung terutama pada setiap akhir pekan.
Menurut Irfal, pada hari biasa museumnya dikunjungi oleh rata-rata 120 orang. Adapun pada akhir pekan, jumlah pengunjung bisa melonjak menjadi 300-an orang.
Selama ini, kata Irfal, sebagian pengunjung museum diarahkan memakai lahan parkir milik Galangan VOC yang berseberangan jalan dengan Museum Bahari. "Kami tidak punya lahan parkir. Kalaupun ada, ya di pinggir jalan itu, tapi sering bikin macet," ujar dia.
Parkir yang ada, lanjut Irfal, hanya di dekat Menara Syahbandar. Di sana, kapasitasnya pun terbatas, yaitu 10 mobil dan 50-an sepeda motor. Bus besar hanya dapat parkir apabila tak ada truk besar yang parkir bersamaan. "Kebutuhan parkir saat ini sangat mendesak," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.