"Almarhum itu low profile, saya biasa bicara dengannya terkait pekerjaan karena kami memang sudah menjadi rekanan cukup akrab," kata Surya saat berbincang dengan Kompas.com di depan rumah duka RSCM, Jakarta Pusat, Selasa malam.
Ia menuturkan, ST memiliki dua perusahaan, yakni distributor printer dan perusahaan label barcode. Sebagai pengusaha yang bergelut di objek percetakan dan label barcode, dia mengaku intens berkomunikasi dengan ST selama berbisnis.
Surya menilai, dalam dunia bisnis, ST adalah pribadi yang hangat dan sangat baik terhadap rekan bisnis lain. Tak jarang pula ST membagi ilmu dan memberi saran serta pengalaman hidup kepada rekan lainnya.
"Pikirannya selalu positif. Soal agama, almarhum religius. Makanya saya juga heran kok saat itu bisa gitu kejadiannya," tutur dia.
Selasa, Pertemuan Rutin Surya dan STSetiap Selasa, Surya mengatakan, pihaknya selalu melakukan rapat rutin dengan ST. Rapat biasanya berlangsung di Cengkareng, Tangerang.
Maka itu, ketika membaca berita kematian ST, Surya sempat tak percaya.
"Tapi yang saya heran juga kenapa almarhum ada di Menara BCA? Padahal almarhum selalu mengadakan rapat di Cengkareng. Dan saat itu kejadian sore harusnya sudah akan meeting," kata dia.
Untuk memastikannya, Surya menelepon ST. Saat itu, lanjut dia, ponsel ST aktif tetapi tidak ada jawaban alias tidak diangkat teleponnya.
"Lalu pas maghrib saya buka media online lagi dan disebutkan pemilik perusahaan percetakan dan barcode. Saya langsung yakin berarti itu orang saya kenal," ujar dia.
Ia pun lantas menelepon staf ST yang menjadi anak buah itu dengan pertanyaan singkat.
"Itu benar? Sudah di RSCM?" tanya dia.
"Iya benar," jawab anak buah ST.
"Kondisi?" tanya dia.
"Tidak utuh. Bubar," tiru dari anak buah ST.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.