Sri mengatakan bahwa kondisi tersebut merupakan dampak dari semakin meningkatnya jumlah orang yang ingin memanfaatkan air. [Baca: Ahok: Saya Dendam Luar Biasa pada PAM]
"Mengapa harus main mata. Semakin banyak orang yang memanfaatkan air kan semakin bagus. Kemudian kami juga memikirkan bagaimana kami bisa melayani kebutuhan air. Yang bisa kami layani ya layani, yang enggak juga banyak. Makanya kembali lagi harus meningkatkan kapasitas kita," kata Sri di Balaikota Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Sri memaparkan, saat ini kemampuan distribusi air yang bisa dilakukan oleh PAM Jaya hanya sekitar 18.000 liter per detik. Padahal, kata dia, PAM Jaya idealnya sudah bisa mendistribusikan air sebanyak 23.000 liter-26.000 liter per detik.
"Sekarang kami sudah mulai melakukan banyak perbaikan. Pelayanan sudah menjadi lebih baik. Kemudian kaitannya dengan masalah tunggakan dan masalah lain yang kami alami, sekarang mulai berkurang jauh," ucap Sri.
Sebelumnya, Ahok mengungkapkan kekesalannya terhadap PD PAM Jaya. Ahok menganggap PD PAM Jaya lebih berpihak kepada pelaku industri daripada melayani warga. Ia menilai, seharusnya, tangki air PAM Jaya disediakan bagi warga yang membutuhkan air karena kualitas air tanah di Jakarta kurang baik.
"Sejak 1981 saya tinggal di Jakarta, saya sudah kayak orang kaya, mandi pakai air mineral. Saya dendam luar biasa kepada PAM, ada tangki air gratis, malah mereka jual ke industri. Bukannya mengutamakan warga, malah monopoli," kata mantan Bupati Belitung Timur itu saat acara Sosialisasi Air Tanah oleh AETRA.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.