Pantauan Kompas.com, Rabu (8/10/2014), dari dalam gang yang mengarah ke Jalan MH Thamrin tersebut banyak orang berjalan kaki dan pengendara motor yang melaju memotong jalan untuk bisa ke Jalan Sabang.
Selain itu, di depan gang tersebut ada barisan motor yang tersusun rapi hingga memakan sebagian lahan jalan raya. Lebih parahnya lagi, ada bajaj maupun bus Kopaja yang sesekali ngetem di depan gang tersebut menunggu penumpang yang berseliweran.
Hal itu menyebabkan laju kendaraan yang akan menuju Monas maupun Kebon Sirih terhambat.
Petugas yang mengurus parkir pun bukan petugas dari Dinas Perhubungan atau perusahaan rekanannya yang telah menggunakan meteran parkir. Tukang parkir di sana mengenakan pakaian biasa dan menarik biaya lebih rendah dibandingkan tempat meteran parkir.
"Di sini bisa Rp 2.000 kalau sebentar, sejam lebih juga bisa," ujar salah satu tukang parkir, Oman, kepada Kompas.com, Rabu (8/10/2014).
Sepeda motor dan mobil diparkir persis di depan Neoxam Hotel. Menurut Oman, biasanya yang parkir di sana adalah tamu hotel dan karyawan di sekitar tempat tersebut.
Saat ditanya mengenai sistem parkir berbayar, Oman menuturkan bahwa belum ada arahan soal sistem tersebut. Meskipun demikian, dia mengaku bakal patuh bila lahan itu tidak boleh untuk parkir liar.
"Ini buat sementara saja, tapi parkir di sini itu sudah lama, sebelum ada kawasan kuliner ini itu sudah ada parkir di sini," ujar Oman.
Seorang pengendara motor yang parkir di sana mengatakan bahwa lebih nyaman parkir di tempat itu dibandingkan dengan menggunakan meteran parkir.
"Enggak usah (pakai) koin, kayak biasa saja," ujar pengendara motor bebek yang enggan menyebutkan nama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.