Menurut Akbar, anggaran yang telah terserap digunakan untuk perbaikan halte dan uang muka proyek revitalisasi empat terminal. "Memang agak rendah karena kurang dari tiga persen dari total keseluruhan anggaran murni," kata Akbar saat dihubungi, Rabu (8/10/2014).
Akbar memaparkan, rendahnya penyerapan di Dinas Perhubungan disebabkan tidak jadinya pengadaan ratusan bus transjakarta, pasca-mencuatnya kasus bus berkarat. Apalagi, ratusan bus transjakarta yang telah dibeli akhirnya dikembalikan dan tidak jadi digunakan.
"Ada pengadaan bus Rp 2 trilliun yang tidak jadi dilakukan dan akhirnya dikembalikan. Jadi ada Rp 2 triliun yang tidak terserap oleh Dinas Perhubungan," papar Akbar.
Berdasarkan data di ULP DKI Jakarta hingga September 2014, realisasi penyerapan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI 2014 untuk pembangunan baru mencapai Rp 9,093 miliar untuk 2.037 paket lelang. Jumlah tersebut hanya 0,01 persen dari total jumlah APBD DKI 2014 yang mencapai Rp 72,9 triliun.
Selebihnya penyerapan anggaran lebih banyak digunakan untuk kegiatan non-pembangunan, seperti untuk pembayaran gaji pegawai, alat tulis kantor, dan pembayaran tagihan telepon, air, listrik dan internet, yang jumlahnya senilai 29, 99 persen dari APBD 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.