Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Biang Kemacetan di Tanah Abang Setelah Pedagang di Jalan Ditertibkan

Kompas.com - 13/10/2014, 13:10 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sepintas kondisi lalu lintas di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (13/10/2014), terlihat lengang. Tidak ada lagi pedagang yang turun ke jalan besar setelah sebelumnya ditertibkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Namun, jelang siang hari, antrean kendaraan mulai terjadi. Ternyata hal tersebut disebabkan oleh angkot yang menutupi jalan untuk mengetem. Pantauan Kompas.com, angkot tersebut didominasi oleh angkutan M 09 dan M 11. Trayek keduanya memang melewati daerah Pasar Tanah Abang.

Angkot tersebut sesekali berhenti tepat di tengah jalan di depan Pasar Blok G dan Blok F, sebelum menuju ke arah Blok A maupun ke arah Petamburan. Selain itu, belokan ke arah Petamburan dari pintu keluar Pasar Blok F juga turut dimanfaatkan angkot serta bus yang sengaja berhenti di tempat orang keluar seusai belanja.

Pada saat angkot memenuhi sisi kanan jalan, di sebelah kiri jalan hampir seluruhnya ditutupi oleh bus. Di antara bus yang berhenti, ada juga bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta (APTB) Jakarta-Ciawi yang menunggu penumpang di depan Blok B.

Sedangkan bus lainnya termasuk kopaja terlihat mengetem di sepanjang Blok F sampai Blok D. Tidak hanya di pasar-pasar yang macet, sebaliknya arah ke Stasiun Tanah Abang pun lebih dulu macet ketimbang daerah pasar.

Bila kemacetan di sepanjang Pasar Tanah Abang mulai pukul 12.00, maka kepadatan di stasiun sudah terasa sejak pukul 09.00. Kondisi tersebut dimulai saat jam masuk kerja sehingga ramai penumpang keluar dari stasiun.

Macet di stasiun tidak lain adalah karena angkot mengetem. Dengan jalan tiga lajur, angkot yang mengetem sudah menutupi satu lajur. Kalau saat angkot mau berangkat, maka dia akan memotong jalan masuk di lajur dua dan menghambat kendaraan yang sebelumnya sudah di lajur tersebut.

Selain angkot, juga ada beberapa ojek motor yang menunggu penumpang di atas trotoar dekat stasiun. Sedangkan kendaraan pribadi yang ada terpantau hanya sedikit, baik mobil maupun motor.

Belum terlihat petugas yang mengatur lalu lintas di sekitar tempat ini. Kata salah seorang petugas dari Dinas Perhubungan, mereka akan turut mengatur di jalan sekitar pukul 16.00 sampai jam pulang kerja selesai.

"Nanti sore kami baru keluar. Kami tertibkan langsung di jalan sama pakai pengeras suara," ucap petugas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com