"Kita akan laporkan kepada presiden (terpilih Jokowi) mengenai penutupan pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta karena juga dikeluhkan masyarakat," kata Arief di Balaikota Tangerang, Selasa (14/10/2014).
Arief berharap Jokowi nantinya bisa membantu mengenai penataan Bandara Soekarno-Hatta. Harapannya, keberadaan bandara di Kota Tangerang itu bisa menunjang ekonomi dan kesejahteraan warga.
Petisi penolakan penutupan pintu M1 oleh masyarakat melalui media sosial membuktikan bahwa masyarakat merasakan dampak dari penutupan pintu M1.
"Sejak awal, saya sudah menolak penutupan pintu M1 sebab sarana pendukung yang belum siap dan terkesan tegesa-gesa," ujarnya.
Pemkot telah mengusulkan agar dibuka akses jalan pembangunan 3 dan langsung menuju perimeter selatan. Hal itu bisa mengurangi jarak menjadi empat kilometer dibandingkan saat ini yang mencapai 15 kilometer dari awalnya enam kilometer.
Bahkan, beberapa maskapai penerbangan pun mengeluhkan penutupan pintu M1 karena hal itu menyebabkan kemacetan di bundaran sekitar kawasan bandara. Karena itu, Arief telah meminta kepada Dishub untuk mengidentifikasi titik kemacetan akibat penutupan pintu M1, seperti di Rawabokor dan Selapajang, lalu menunggu janji PT Angkasa Pura II untuk melakukan pembahasan bersama dan evaluasi terhadap uji coba penutupan pintu M1.
Solusi lainnya, Arief juga akan mendorong percepatan pembangunan JORR untuk mengurangi kemacetan. "Kita akan dorong pembangunan jalan nasional seperti JORR," katanya.
Sejak hari Selasa (7/10/2014), pintu M1 Bandara Soekarno-Hatta resmi ditutup dan kendaraan dialihkan melalui jalur perimeter selatan dan utara. Kepala Seksi Teknik Lalu Lintas Dishub Kota Tangerang Tri Wibowo mengatakan, penutupan pintu M1 menimbulkan kemacetan di Rawabokor akibat terjadinya lonjakan kendaraan tanpa diimbangi dengan infrastruktur.
Sementara itu, Yudis Tiawan, Humas dan Protokol PT Angkasa Pura II, mengatakan, penutupan pintu M1 masih dalam tahap uji coba dan akan terus dievaluasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.