Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Kecelakaan Hotman Paris Versi Polisi

Kompas.com - 15/10/2014, 17:41 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi telah memastikan bahwa ada dua kecelakaan berbeda yang terjadi dalam waktu bersamaan di Tol Wiyoto Wiyono, Jakarta Utara, Minggu (5/10/2014) lalu.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengungkapkan, kecelakaan pertama terjadi pada mobil boks bernomor polisi B 9642 BCI yang dikendarai oleh Dedy Sulaeman (31) dan ditumpangi oleh Mulyono (33) selaku kernet.

Awalnya, Dedy yang berada di belakang bus pariwisata berusaha menyalip dengan melaju ke sisi kanan bus. Dedy, yang berhasil menyalip bus, melanjutkan kembali perjalanan dengan kecepatan 80 kilometer per jam.

Tiba-tiba, ban depan sebelah kiri mobil boks tersebut pecah dan menyebabkan mobil mengarah ke kiri jalan. Dedy langsung membanting setir ke sebelah kanan untuk menyeimbangkan mobil.

Namun, mobil boks malah terguling dan menabrak pembatas jalan di sebelah kanan. Di saat mobil terguling, Dedy dan Mulyono terempas keluar, lalu jatuh di jalan. Mulyono selamat, tetapi tidak dengan Dedy yang langsung meninggal di tempat.

"Sopir dan kernet truk terlempar keluar mobil karena mereka berdua ternyata tidak mengenakan sabuk pengaman," ujar Rikwanto.

Dalam pemeriksaan diketahui bahwa di ban mobil boks tersebut memang terdapat garis terbelah sepanjang 20 cm.

Sementara itu, bus pariwisata yang telah disalip pun menjadi berada persis di belakang mobil boks. Oleh karena itu, ketika kecelakaan pertama terjadi, pengemudi bus kaget, dan tidak dapat mengendalikan kendaraannya.

Ketika itu, mobil Lamborghini milik Hotman Paris tepat berada di belakang bus itu. Akibat pergerakan bus tersebut, Hotman kesulitan menghentikan mobilnya sehingga menabrak bus itu.

Setelah tertabrak, bus pariwisata langsung beranjak pergi dari lokasi kecelakaan. Ada bukti bahwa Lamborghini itu menabrak bus. Sementara itu, tidak ada bekas cat hijau Lamborghini pada mobil boks yang terguling.

Sampai saat ini, polisi masih mencari keberadaan bus pariwisata itu untuk melengkapi fakta saat kecelakaan terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com