Direktur Utama PT KCJ Tri Handoyo mengatakan, karakteristik dari kereta rel listrik (KRL) adalah lonjakan penumpang pada jam-jam sibuk, yaitu pagi dan sore, sehingga wajar bila KRL penuh sesak pada jam-jam tersebut.
"Makanya, kalau KRL tidak penuh, artinya PT KCJ tidak sukses karena tidak bisa menghadirkan karakteristik dari KRL itu sendiri," kata Tri, Kamis (16/10/2014). Tri menjelaskan, moda transportasi KRL dibuat untuk menjadi andalan saat menempuh perjalanan ke tempat bekerja.
Maka dari itu, KRL pun tidak akan pernah kosong pada jam-jam berangkat dan pulang kerja, yaitu sekitar pukul 06.00-09.000 pagi dan pada pukul 16.00-19.00 malam. Sementara itu, tugas PT KCJ adalah memberikan pelayanan terbaik pada jam-jam sibuk tersebut.
Misalnya, hal-hal yang berkaitan dengan segi teknis. "Nah, kalau saat desak-desakan AC KRL mati atau gangguan perjalanan, seperti terlambat, barulah itu kesalahan kami," kata Tri. Ia mengatakan, di Jakarta, setiap harinya ada 20 juta orang yang hilir mudik dari kota-kota penyangga lainnya.
Pengguna KRL saat ini baru mencapai 700.000 orang per hari. Tri berharap semakin banyak orang yang berpindah dari "jalan ke atas rel". Tujuannya adalah untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.