"Rasanya baru 40 menit tadi saya buka pesanan, langsung diserbu oleh masyarakat," ungkap Yuliani, salah satu penjaja ketoprak yang turut meramaikan.
Ia sedikit kelelahan saat pemesan datang bertubi-tubi. Bersama suaminya, ia berbagi tugas. Yuliani menggoreng tahu, suaminya meracik bumbu kacang. "Sedikit kewalahan, tangan saya sampai tak sengaja nyenggol sudut penggorengan," katanya lagi.
Gerobak Yuliani berstiker "Makan Gratis Sampai Habis" yang menandakan siapa saja boleh memesan. "Tambah boleh, bawa pulang jangan. Begitu peraturannya," tambahnya.
Menurut Yuliani, ia bersama 13 gerobak penjaja lainnya sudah siap sejak pukul 6 pagi. "Tapi prosesnya lama, tadi ada briefing dan pembagian stiker biar tidak harus dengan gerobak jualan lainnya yang tidak ikut acara," jelasnya.
Kelelahan hari ini tapi tak membuatnya menyerah. Bahkan, kalau ada penyelenggaraan serupa, ia berharap dapat ikut kembali. "Kapan lagi hanya diam menunggu pesanan lalu sejam langsung habis. Coba kalau biasanya harus keliling dan belum tentu habis," ungkapnya.
Di hari-hari biasa, Yuliani dan suaminya memang menjajakan ketoprak dengan berkeliling. Biasanya satu porsi ia hargai Rp 13.000 atau Rp 15.000. "Kalau di sini, ketoprak dari koordinator dibeli Rp 10.000 tapi tanpa keliling langsung habis. Lagi pula karena diberikan gratis, pemesan jadi tidak rewel. Mereka terima saja kalau kami seragamkan porsi dan tingkat kepedasannya," katanya senang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.