Di bekas jpo tersebut, tidak terlihat ada zebra cross. Pejalan kaki yang ingin menyeberangi jalan itu memanfaatkan celah di antara pembatas median jalan. "Enggak pengaruh juga sih. Saya memang tidak pernah lewat jembatan. Capek dan lama," kata Titiek, pekerja di salah satu toko di Blok M Plaza, saat hendak menyeberang jalan menuju tempat kerjanya, Selasa (22/10/2014).
Hal senada juga diungkapkan oleh Rohmad, seorang pedagang asongan yang berjualan di sekitaran Taman Martha Tiahahu, depan Blok M Plaza. Menurut Rohmad, ketika jembatan itu masih berdiri, banyak orang lebih memilih menyeberangi jalan langsung, tanpa lewat JPO.
"Itu jembatan penuh sama orang jualan. Orang mau nyeberang ya lebih milih lewat bawah. Ada yang gampang, kenapa mesti lewat yang susah?" kata Rohmad.
Pengamatan Kompas.com, jembatan penyeberangan tersebut memang dipenuhi oleh pedagang kaki lima, terutama saat sore hingga malam hari. Mereka menggelar lapak di sisi kanan dan kiri sepanjang jembatan. Tak jarang, para pejalan kaki yang melintas di jembatan itu pun hanya mendapat ruang berjalan sepertiga dari lebar jembatan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, mengatakan, sebagai kompensasi dari adanya pembongkaran JPO Blok M, PT MRT akan menyiapkan jalur pedestrian melalui taman yang menghubungkan Jalan Mahakam dan Jalan Panglima Polim serta zebra cross di depan Taman Martha Tiahahu dan Gedung Kejaksaan Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.