Saat bertemu di perayaan "Diwali" di India House, Rabu (22/10/2014) malam, Basuki mengaku pengisian kursi wakil gubernur yang baru saja dia tinggalkan menjadi bahan pembicaraannya dengan Fadli.
"Yang pasti, dia (Fadli) enggak setuju M Taufik jadi wagub. (Sebelumnya) gue bilang ke dia, yang bener aja lo kalau (Gerindra) ajuin Taufik (jadi wagub DKI)," kata Basuki, di Taman Suropati Nomor 6, Menteng, Jakarta Pusat.
Menurut Basuki, dalam pembicaraan itu, dia menyampaikan pendapat bahwa Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani jauh lebih baik daripada Mohamad Taufik. Fadli, kata dia, menyepakati pendapatnya itu.
Meski demikian, lanjut Basuki, nama calon wakilnya itu tetap saja harus melewati mekanisme partai. Saat Pilgub DKI pada 2012, pengusung Joko Widodo yang sekarang menjadi Presiden dan Basuki adalah PDI-P dan Partai Gerindra.
Dua partai tersebut berhak mengajukan nama calon wagub kepada Basuki dan diserahkan kepada DPRD untuk dipilih lewat pemungutan suara. "Tergantung tafsiran partai saja nanti," kata Basuki.
Dalam bursa cawagub ini, Basuki memiliki tiga sosok calon ideal. Menurut dia, ketiga kandidat tersebut unggul dalam pengelolaan kota.
Ketiga kandidat ideal Basuki itu adalah mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat, mantan Wali Kota Surabaya Bambang Dwi Hartono, dan Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Sarwo Handayani.
Namun, dua nama yang belakangan paling kuat mencuat dalam bursa ini justru Boy Sadikin dari PDI-P dan M Taufik. Beberapa waktu lalu, sempat muncul juga nama Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Nachrowi Ramli.
Basuki sempat menyatakan lebih memilih Nachrowi bila dihadapkan pada pilihan Boy atau Taufik. Belakangan, baru muncul nama Muzani.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.