"Makanya, saya bilang, kalau di sini (DKI) jangan ada lagi orang politik, deh. Walaupun jabatan saya politik, tapi PNS merasa dihargai," kata Basuki, di Balaikota, Kamis (23/10/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok itu ingin membuktikan bahwa banyak PNS jujur dengan melakukan lelang jabatan untuk seluruh jabatan strategis, mulai dari jabatan eselon IV hingga eselon II. Staf yang memiliki golongan III-B bisa mengikuti tes assessment dan lelang jabatan untuk menduduki posisi pejabat eselon IV.
Basuki merasa, peraturan yang ada selama ini menyebabkan banyaknya PNS memiliki potensi tidak cepat dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Pejabat yang dapat menduduki jabatan eselon II hanya berputar dari satu pejabat ke pejabat lainnya.
"PNS DKI itu banyak yang bagus untuk naik (jabatan) sebetulnya, tapi enggak ada kesempatan. Nah, biasanya orang politik itu memang tidak memberikan kesempatan pada PNS, sekarang saya mau kasih yang terbaik dong (buat PNS)," kata Basuki.
Untuk merealisasikan keinginannya itu, Basuki juga tidak akan memilih calon wagub DKI dari partai politik. Dua parpol pengusung Jokowi-Basuki pada Pilkada DKI 2012 memiliki hak untuk mengusung calon wagub DKI pendamping Basuki.
Daripada hubungan kedua partai semakin tidak harmonis, lebih baik dia memilih calon wagub DKI dari unsur birokrat, yakni Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Sarwo Handayani.
"Jadi nanti kalau saya pilih Pak Djarot (PDI-P), Gerindra marah ke saya. Kalau saya pilih Pak Muzani (Sekjen Gerindra), PDI-P yang marah sama saya. Kalau Bu Yani kan netral, orang yang bekerja," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.