Mereka adalah pemain baru dalam jaringan narkoba, yang memasukkan bahan baku dalam rupa sabu cair. "Saya dan 2 orang teman dibayar Rp 30 juta per kg, baik untuk jualan sabu maupun untuk memproduksinya," ucap Thian Hong, Kamis (23/10/2014).
Thian adalah satu dari dua orang pembuat sabu yang ditangkap di Perumahan Citra Garden 5 blok D4 nomor 28, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. (Baca: Sindikat Narkoba Hongkong-Indonesia Ditangkap di Kalideres dan Teluk Intan)
Honor itu, kata Thian, didapat dari Ong Ben An, warga negara Malaysia, salah satu tersangka yang menyusul ditangkap di Teluk Intan. Tawaran honor itu, aku Thian, sangat menggiurkan terutama saat usaha restorannya di kawasan Kelapa Gading baru saja tutup.
"Dibayar besar saya mau lah, apalagi kontrakan restoran saya sudah habis masa sewanya. Sudah pas setahun," kata Thian. "Siapa tahu bisa buat buka usaha lagi nanti hasil dari produksi sabu ini."
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Mabes Polri, Brigjen Pol Anjan Pramuka Putra, mengatakan keempat tersangka ini merupakan pemain baru. Pembuatan sabu itu diduga baru berlangsung selama satu bulan.
"Bosnya itu si Ong Beng An warga Selangor, Malaysia. Dia pemodalnya yang mengatur produksi sabu. Tadi dengar kan katanya baru 1 bulan usaha, terus ketangkap di sini," kata Anjan, Kamis.
Anjan mengatakan kegiatan pembuatan sabu cair ini bukan modus kejahatan baru narkoba. Menurut dia, kasus serupa sudah pernah mereka ungkap di kawasan Jakarta Utara. (Baca: Sindikat Sabu Samarkan Bahan Baku Cair sebagai Cuka)
"Sudah lama hilang sekarang muncul lagi. Cara ini terbilang bagus untuk menipu petugas yang ada di pelabuhan," kata Anjan. Sabu cair, papar Anjan, merupakan bahan baku sabu dan bukan barang yang siap dipakai. Sabu tidak dipakai dengan cara diminum, ujar dia, melainkan dihirup asapnya seperti inhaler.
"Jika ada yang mencoba minum (sabu cair), ususnya dalam hitungan jam akan bolong dan mati penggunanya," kata Anjan. Menurut Anjan, air bahan baku sabu terbilang keras. "Satu tetes di kulit saja bisa bolong, apalagi diminum, bisa bolong ususnya dan tewas," kata dia.
(Wahyu Tri Laksono/Suprapto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.