Sekitar pukul 13.00 WIB, di Jalan Panglima Polim, Jakarta Selatan, lampu merah yang menandakan kendaraan berhenti, menyala sesuai dengan waktunya. Namun, ketika lampu kuning menyala yang seharusnya dilanjutkan dengan lampu hijau, justru tidak muncul.
Lampu hijau yang menandakan kendaraan harus jalan malah mati. Akibatnya, sejumlah pengendara salah duga, sementara kendaraan yang di bagian belakang tak henti-hentinya membunyikan klakson. Bising.
Di jalur lain, yakni di Jalan Hang Tuah kondisinya lebih parah. Tidak satu pun lampu lalu lintas di perempatan menyala. Volume kendaraan yang belum padat sedikit menguntungkan sehingga tidak ada penumpukan kendaraan di sekitar lokasi.
Tetapi, di lokasi yang sama sekitar pukul 16.00 kepadatan kendaraan terjadi. Sejumlah pengendara saling serobot dengan kendaraan lain. "Lo tuh gimana sih. Sini jalan duluan," teriak pengendara motor dari arah Blok M menuju Senayan. "Mana tahu ini mati semua," jawab pengendara motor lain yang menuju ke arah Mayestik.
Sahut-sahutan pun terjadi di antara keduanya. Meski tetap saling menyalahkan, mereka memilih mengakhiri perdebatan dengan pergi dari lokasi.
Kian semrawut kondisi sore itu, apalagi bertepatan dengan jam pulang kerja. Setiap pengendara tidak ingin memberi jalan kendaraan lain. Kemacetan pun menjadi panjang.
Sama halnya pengendara dari Blok M menuju Radio Dalam. Di kawasan itu kendaraan padat merayap. Terlebih di pertigaan Jalan Radio Dalam Raya, Jalan H Nawi Raya, Jalan Margaguna.
Kendaraan umum seperti kopaja tak mau mengalah dari kendaraan lawannya. Hal ini membuat suara klakson terus terdengar di kawasan itu.
Seorang pegawai swasta salah satu perusahaan di Sudirman, Iqbal, mengaku kerap terjebak macet akibat lampu lalu lintas yang tak terkontrol. "Ini memang sudah sering terjadi kalau di Blok M. Di Hang Tuah saya juga pernah lewat pas mati. Itu parah banget, metromini pada enggak mau mengalah," kata Iqbal kepada Kompas.com.
Iqbal mempertanyakan kerja pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang seharusnya sudah paham akan kondisi lapangan. Namun, kata dia, di kawasan itu tidak pernah ada perubahan. Sehingga, banyak pengendara memilih egois dan tidak memberi jalan ke pengendara lain.
Ada juga lampu lalu lintas yang menyala bergantian. Maksudnya, lampu merah yang menandakan berhenti menyala di sisi kanan, sedangkan saat lampu hijau yang berarti jalan justru menyala di sisi kiri dan lampu sisi kanannya mati.
Iqbal berharap Dishub bekerja sama dengan kepolisian terus mengawasi lampu lalu lintas. "Daripada salah menggunakan anggaran kan mending perbaiki rambu lalu lintas, kita sama-sama pengguna jalan tahulah butuhnya traffic light," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.