Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Fisik Kota Tua Dipercepat

Kompas.com - 30/10/2014, 20:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk mempercepat revitalisasi Kota Tua, Menteri Pariwisata akan mempertemukan Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Badan Usaha Milik Negara. Diharapkan, pada 2016, sebanyak 80 bangunan cagar budaya di Kota Tua selesai dipugar seiring dengan kian semaraknya kegiatan di kawasan tersebut.

Demikian disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Kepala Dinas Pariwisata DKI Arie Budhiman, saat mengunjungi kawasan Taman Fatahillah, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (29/10). ”Saya akan mempertemukan Menteri PU dan Menteri BUMN membahas percepatan revitalisasi Kota Tua,” tutur Arief.

Kementerian PU akan memperbaiki dan membangun infrastruktur, seperti saluran air, jalan, trotoar, dan lampu jalan. Sementara Kementerian BUMN yang memiliki mayoritas gedung cagar budaya di Kota Tua akan mempercepat penyelesaian pemugaran gedung-gedung cagar budaya milik mereka.

Arie menambahkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap, Kota Tua bisa menjadi salah satu andalan lokasi wisata menyambut Pesta Olahraga Asia pada 2018.

”Pak gubernur berharap, tahun 2016, sebanyak 80 gedung cagar budaya bisa selesai dipugar. Sebagian besar dari ke-80 gedung cagar budaya tersebut milik BUMN. Itu sebabnya pak menteri tadi berniat mempertemukan Menteri PU dan Menteri BUMN untuk mempercepat penyelesaian revitalisasi Kota Tua.

Agustus lalu, PT Pembangunan Kota Tua Jakarta (PKTJ), PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Persero, dan Kelompok Pelestarian Budaya Kota Tua menandatangani nota kesepahaman terkait rencana revitalisasi gedung-gedung bersejarah milik PT PPI di Kota Tua. PT PKTJ adalah penanggung jawab revitalisasi Kota Tua, sedangkan PT PPI adalah salah satu BUMN pemilik gedung cagar budaya terbanyak di Kota Tua. Kemajuan kegiatan revitalisasi Kota Tua diharapkan mampu menarik minat investor.

Ketua Jakarta Heritage Robert Tambunan dan Kepala Pelestarian PT KAI Ella Ubaidi yang dihubungi terpisah, merasa pesimistis harapan itu bisa terwujud pada 2018. Menurut mereka, kebijakan gubernur yang menginginkan Kota Tua dikembangkan sebagai kawasan wisata kelas menengah ke atas tidak sesuai dengan kenyataannya di lapangan.

”Kalau target pasarnya kelas menengah ke atas, Kota Tua harus steril dari PKL (pedagang kaki lima), pengamen, dan pengemis,” ujar Ella yang juga memiliki bangunan cagar budaya di Kota Tua.

Menurut dia, kehadiran PKL melemahkan daya tarik calon investor domestik atau asing. Hal senada disampaikan Robert.

Ella mencontohkan, Stasiun Kota yang steril dari PKL, pengamen, dan pengemis. Stasiun Kota merupakan salah satu cagar budaya di Kota Tua. (WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Dua Begal Motor di Bekasi Terancam Pidana 9 Tahun Penjara

Megapolitan
Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Pakai Pelat Palsu TNI, Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Cerita Warga 'Numpang' KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Cerita Warga "Numpang" KTP DKI, Bandingkan Layanan Kesehatan di Jakarta dan Pinggiran Ibu Kota

Megapolitan
Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Gerindra Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Jadi Pendaftar Pertama

Megapolitan
Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com