Metromini itu oleng ke kiri, naik ke trotoar, lalu ambruk dengan roda kiri di atas. Beberapa kaca pecah. Bus berisi 15 penumpang itu tersungkur melintang di sebagian badan jalan di jalur menuju Cawang, Jakarta Timur.
Yohanna (34), salah satu penumpang metromini, berusaha keluar. Sejumlah orang membantunya keluar. Tujuh penumpang lain terimpit dan terluka karena terlempar dan terkena pecahan kaca. ”Beruntung saya baik-baik saja,” ujarnya.
Bus Mayasari Bakti jurusan Tanjung Priok-Cileungsi oleng ke kanan setelah menghantam metromini itu. Rem bus bernomor B 7155 ZX diduga tidak berfungsi sehingga meluncur bebas di turunan jembatan layang.
Sejumlah saksi melihat bus itu berusaha menghindari kendaraan yang melaju lebih pelan di depannya. Sopir lalu membanting setir ke kiri dan menghantam metromini. Setelah oleng ke kanan, bus naik dan terhenti di median jalan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Sudarmanto mengatakan, hingga Rabu petang penyidik masih mengumpulkan data terkait kecelakaan itu, termasuk dugaan rem bus yang tidak berfungsi.
”Sopir dan kernet bus (Mayasari Bakti) itu masih dalam pencarian,” kata Sudarmanto. Keduanya kabur setelah kejadian itu. Sejumlah penumpang metromini tidak mengetahuinya. Kebetulan, bus yang melaju ke arah Cileungsi, Bogor, itu sepi penumpang.
Tak aman
Sehari sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di Jalan Perintis Kemerdekaan Kelapa Gading, beberapa kilometer jaraknya dari lokasi itu. Seorang warga, Julianto Ariya Slamet (17), tewas ditabrak sedan B 688 WD. Mobil itu meluncur kencang, oleng, lalu keluar jalur dan menghantam Julianto yang sedang nongkrong bersama Rudianto Malik (14) di pinggir jalan.
Ancaman tak hanya di badan jalan yang disesaki kendaraan. Rasa tak aman juga menghinggapi pejalan kaki di jalanan Ibu Kota Jakarta.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat, sepanjang tahun lalu terjadi 6.498 kecelakaan di Wilayah Polda Metro Jaya dengan 8.312 orang menjadi korban, 676 orang di antaranya tewas. Selain itu, 2.925 orang lainnya mengalami luka berat dan 4.711 orang luka ringan dengan kerugian materi ditaksir mencapai Rp 23,7 miliar.
Selain kondisi kendaraan dan jalan, faktor manusia juga menjadi pemicunya. Namun, mayoritas kecelakaan diawali pelanggaran, baik peraturan lalu lintas maupun persyaratan kendaraan.
Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara Arifin Hamonangan mengatakan, soal kelayakan angkutan umum menjadi fokus pengujian kendaraan bermotor. Selain itu, bus umum dicek secara periodik sebelum keluar terminal.
Akan tetapi, tak sedikit bus terlihat memprihatinkan kondisinya, menambah rasa tak aman berkendara. (MKN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.