Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Berambisi Bangun Hotel di Bawah Tanah Monas

Kompas.com - 11/11/2014, 20:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama meminta Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI untuk melakukan kajian detail engineering design (DED) ruang bawah tanah Monumen Nasional (Monas).

Sebab, Basuki menginginkan pembangunan gedung-gedung, misalnya hotel dan restoran, di area tersebut, seperti yang pernah diterapkan di Australia.

"Saya maunya gedung (dibangun di bawah tanah), kalau perlu dibikin hotel di dalamnya. Kenapa enggak boleh? (Lahan) sebesar mungkin akan kita pakai. Kapan lagi ada tanah di tengah-tengah Monas?" kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (11/11/2014).

Untuk merealisasikan keinginannya itu, Basuki mengaku bakal merevisi Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 167 Tahun 2012 tentang pemanfaatan ruang bawah tanah dan udara. Di dalam pergub yang lama, kata Basuki, ada aturan bahwa lahan yang dapat difungsikan hanya sedalam 10 meter dari permukaan tanah.

Apabila Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI menolak rencana Basuki itu, dia bakal menawarkan pihak swasta untuk melakukan DED serta membangun gedung di bawah tanah Monas.

Dia menargetkan, tahun 2015 mendatang, perancangan pembangunan sudah rampung. "Saya enggak puas. Ternyata pemanfaatannya terlalu kecil. Kenapa enggak mau bikin yang segede mungkin di bawah tanah Monas? Kami juga mau masukin 20.000 motor di sana dengan membangun lahan parkir, dan warga bisa naik bus gratis," kata Basuki.

Sementara itu, Kepala Dinas Tata Ruang DKI Jakarta Gamal Sinurat mengatakan, DKI bakal memfungsikan lanah seluas 60 hektar di area bawah tanah kawasan Monas. Di area itu akan dibangun lahan parkir, penampungan pedagang kaki lima (PKL), dan kegiatan pariwisata.

Kajian DED pembangunan ruang bawah tanah Monas selesai pada 2015, dan selanjutnya dilanjutkan dengan pembangunan. "Tahun 2016, baru pembangunan fisiknya. Semua tergantung DED yang sedang disusun oleh Dinas Perumahan DKI," kata Gamal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Pendapatan Ojek Sampan Tak Cukupi Biaya Hidup, Bakar Terpaksa Berutang Untuk Makan

Megapolitan
Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Pascalebaran, Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Tembus Rp 80.000 per Kilogram

Megapolitan
Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Jadwal Pra PPDB SD dan SMP Kota Tangerang 2024 dan Cara Daftarnya

Megapolitan
BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com