Sebab bus tingkat dianggap tak bisa mengakomodir pergerakan penumpang yang memiliki mobilitas tinggi karena fungsinya yang dinilai hanya untuk kegiatan pariwisata.
Direktur Instutute Transportation for Development Policy (ITDP) Indonesia, Yoga Adiwinarto menyarankan agar Pemprov DKI mengubah rencana membeli bus tingkat menjadi bus gandeng.
Kata dia, bus gandeng lebih efektif mengakomodir pergerakan penumpang yang memiliki mobilitas tinggi. [Baca: DPRD Minta Ahok Tunda Larangan Sepeda Motor Melintas di Bundaran HI]
"Bus tingkat itu proses naik turunnya lebih lambat dari bus gandeng. Dengan hanya dua pintu dan harus naik ke tangga, akan lebih lambat ketimbang bus gandeng yang punya tiga pintu," kata Yoga kepada Kompas.com, Rabu (12/11/2014).
Menurut Yoga, saat ini hampir tak ada lagi kota-kota di dunia yang menggunakan bus tingkat untuk operasional pengangkutan sehari-hari. Selain tak bisa mengakomodir pergerakan penumpang yang memiliki mobilitas tinggi, bus tingkat juga dinilai memiliki manuver yang lamban.
"Hanya kota-kota di Inggris yang masih menggunakan bus tingkat, karena keterbatasan ruang di jalan. Tetapi di negara-negara Eropa lain dan Amerika, bus gandeng lebih banyak dipakai," ujar Yoga. "Jadi saran saya mudah-mudahan pembelian bus tingkat diganti ke bus gandeng yang low floor," ucap dia.
Sebagai informasi, mulai Desember mendatang, jumlah sepeda motor yang melintas di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Medan Merdeka Barat dibatasi.
Untuk mendukung rencana itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta rencananya akan menyiapkan 100 bus tingkat gratis bagi masyarakat yang hendak melintas di jalur rute tersebut.
Bus tingkat gratis nantinya akan dikelola oleh PT Transjakarta. Bus tingkat ini memiliki daya angkut yang lebih banyak ketimbang bus tingkat wisata yang saat ini sudah beroperasi. Kapasitasnya mencapai 140 orang.
"Bus tingkat ini kapasitasnya lebih besar dari bus tingkat city tour. Kapasitas penumpang maksimal 140 orang untuk sekali angkut," kata Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih, Senin (10/11/2014).
Kosasih memaparkan, 100 unit bus tingkat yang akan dioperasikan memiliki daya tampung lebih besar agar dapat menampung warga dengan mobilitas tinggi. Interior bus akan dilengkapi gantungan untuk penumpang berdiri.
Sebagai informasi, gantungan bus tidak terdapat pada bus tingkat wisata yang saat ini beroperasi. "Jadi busnya beda dengan bus tingkat wisata yang kapasitasnya sedikit karena untuk tujuan pariwisata," ujar Kosasih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.