Tomi (30) kini membutuhkan dua jam untuk memperoleh bahan bakar gas (BBG) bagi bajaj yang dia kemudikan. Waktu dua jam itu untuk antre isi BBG dan perjalanan pergi-pulang dari Kemayoran di Jakarta Pusat, tempat dia mengoperasikan bajaj, menuju stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur.
Tomi menjadi satu dari sekian banyak sopir bajaj BBG di Kemayoran yang kesulitan memperoleh BBG. ”Kami sering mendapati MRU BBG atau unit pengisian BBG bergerak di Monas, Jakarta Pusat, itu sering kehabisan BBG. Petugas SPBG sampai menolak kami. Padahal itu yang terdekat dari tempat kami mangkal,” katanya. Salah satu fasilitas mengisikan BBG pada bajaj, yakni melalui mobil pengisian BBG atau mobile refueling unit (MRU).
Kesulitan para sopir bajaj memperoleh BBG di tempat terdekat sudah berlangsung selama dua pekan. Hal ini menyebabkan mereka harus mencari BBG ke tempat lain. Akibatnya, SPBG di Jalan Perintis Kemerdekaan hampir setiap hari selalu dipadati bajaj yang mengantre mengisi BBG. Panjangnya antrean bisa mencapai 200 meter dengan jumlah bajaj yang mengantre tak kurang dari 100 unit. Pemandangan ini seperti terlihat pada Kamis (13/11) kemarin.
Akibat antrean ini, Tomi pun harus menanggung kerugian, kehilangan waktu 2 jam untuk menarik penumpang. Penghasilan yang diperoleh setelah dipotong setoran ke pemilik bajaj pun berkurang. Ia biasanya bisa membawa pulang uang Rp 100.000 per hari, tetapi kini hanya Rp 70.000 per hari. Setiap hari, Tomi memberikan setoran kepada pemilik bajaj sebesar Rp 80.000.
Sementara untuk pengisian BBG, sebagian sopir bajaj mengaku cukup mengeluarkan biaya Rp 18.000 sampai Rp 23.000 saban hari. Biaya itu sangat ringan karena harga gas setiap liter setara premium hanya Rp 3.100, sedangkan bensin premium seharga Rp 6.500 per liter.
Kepala Humas Perusahaan Gas Negara Irwan Atmanto membantah jika MRU yang dioperasikan di Monas kerap tutup sehingga para sopir bajaj BBG tak terlayani. Menurut dia, permintaan BBG untuk bajaj belakangan ini terus meningkat sehingga setiap hari selalu terjadi antrean di MRU Monas.
Irwan menjelaskan, pada 2013 konsumsi gas untuk kendaraan di MRU Monas hanya sekitar 900 liter setara premium (LSP) setiap bulan. Namun, pada tahun ini jumlahnya melonjak jadi 50.000 LSP per bulan. Bahkan, belakangan ini sudah mencapai 200.000 LSP per bulan.
Namun, tempat pengisian BBG di Jakarta masih sangat terbatas. Fasilitas SPBG hasil kerja sama dengan mitra usaha, baru tersedia di 14 unit tempat di Jakarta. Sementara Perusahaan Gas Negara (PGN) baru memiliki tiga SPBG di Jakarta, Bekasi, dan Bogor. MRU yang dioperasikan PGN juga baru tersedia di Monas, Waduk Pluit di Jakarta Utara dan Cawang di Jakarta Timur. (MDN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.