Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sehisterisnya Assyifa Waktu Dengar Tuntutan, Pasti Lebih Histeris Ade Sara Ketika Dibunuh"

Kompas.com - 18/11/2014, 20:14 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kedua orangtua Ade Sara, Suroto dan Elisabeth, mengaku tidak percaya dengan penyesalan kedua terdakwa pembunuh anaknya, Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani. Pembelaan Hafitd dan Assyifa pun mereka nilai tak masuk akal.

"Kalau misalkan Assyifa merasa diperintah, dia bisa melarikan diri kok bersama-sama dengan Ade Sara melawan Hafitd," ujar Suroto di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2014). Elisabeth menambahkan, pembelaan pengacara Assyifa di persidangan adalah pernyataan konyol.

Dalam pleidoi itu, Assyifa disebut selalu diperintah Hafitd untuk menyiksa Ade Sara. Padahal, dalam persidangan sebelumnya, terungkap bahwa Assyifa yang mengingatkan Hafitd soal jadwal les Ade Sara.

Di persidangan juga terungkap, Assyifa pula yang bersandiwara seolah-olah bertengkar dengan Hafitd ketika Ade Sara sudah keluar mobil untuk les. "Seandainya Syifa tidak ingatkan Hafitd kalau Sara les hari itu, pasti tidak terjadi seperti ini," ujar Elisabeth.

Selain pembelaan dari pengacara, pleidoi pribadi yang disampaikan Assyifa dengan uraian air mata pun dipertanyakan Suroto dan Elisabeth. Orangtua Ade Sara ini khawatir pembelaan pribadi Assyifa yang diketik rapi itu bukan tulus buatannya sendiri.

Isak tangis yang mewarnai setiap persidangan Assyifa, terutama seusai pembacaan tuntutan pun, dinilai tak sebanding dengan penderitaan Ade Sara. "Saya rasa sehisterisnya Assyifa waktu dengar tuntutan, pasti masih lebih histeris Ade Sara waktu dibunuh," ujar Suroto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain ke Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com